1 Korintus 12:23

"Dan anggota badan yang kita anggap kurang terhormat, justru itulah yang kita berikan perhatian lebih. Dan anggota badan kita yang elok, justru itulah yang kita perhatikan. Tetapi anggota badan kita yang cacat justru itulah yang kita perhatikan dengan lebih teliti."
Simbol keragaman dan kesatuan dalam tubuh Kristus TUBUH + | V

Ayat 1 Korintus 12:23 ini membuka wawasan yang mendalam tentang bagaimana kita, sebagai bagian dari tubuh Kristus, seharusnya memandang dan memperlakukan satu sama lain. Rasul Paulus di sini menggunakan perumpamaan tubuh manusia untuk menjelaskan prinsip kesatuan di dalam keragaman, dan prinsip penghargaan terhadap setiap anggota, terlepas dari fungsi atau "kemuliaannya" yang tampak.

Dalam konteks tubuh fisik, ada anggota yang secara visual lebih menarik dan seringkali dianggap "terhormat," seperti wajah atau tangan yang sehat. Namun, Paulus menekankan bahwa justru anggota badan yang kita anggap "kurang terhormat" atau bahkan cacat, yang paling membutuhkan perhatian dan perawatan kita. Ini bukan hanya tentang keharusan moral, tetapi tentang bagaimana tubuh yang sehat berfungsi: semua bagian memiliki peran dan perlu dijaga.

Ketika kita menerjemahkan prinsip ini ke dalam gereja, tubuh Kristus, kita melihat panggilan untuk lebih peka terhadap kebutuhan mereka yang mungkin memiliki peran yang kurang menonjol di mata publik, atau mereka yang sedang bergumul dengan tantangan atau keterbatasan. Ini bisa berarti mereka yang secara ekonomi kurang beruntung, mereka yang pendiam dalam pertemuan, mereka yang memiliki kebutuhan khusus, atau mereka yang tidak memiliki karunia rohani yang "spektakuler".

Prinsip "memberikan perhatian lebih" dan "memperhatikan dengan lebih teliti" menunjukkan adanya kesadaran yang aktif dan tindakan kasih yang disengaja. Ini berarti tidak hanya melihat orang lain berdasarkan penampilan atau kontribusi yang terlihat, tetapi menyelami lebih dalam, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan dukungan yang tulus. Gereja yang sehat adalah gereja yang mencerminkan kasih Kristus dengan merangkul, menghargai, dan memberdayakan setiap anggotanya.

Keragaman karunia dan peran dalam tubuh Kristus bukanlah untuk menciptakan hierarki atau persaingan, melainkan untuk saling melengkapi. Seperti berbagai organ dalam tubuh bekerja sama untuk menopang kehidupan, begitu pula berbagai anggota gereja, dengan segala keunikan dan keterbatasannya, dipanggil untuk bekerja sama dalam kasih dan kesatuan. Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap orang penting, setiap orang memiliki nilai, dan setiap orang berhak mendapatkan perhatian serta penghargaan yang tulus.

Mari kita senantiasa merenungkan ayat ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah persekutuan orang percaya. Dengan demikian, kita akan benar-benar menjadi tubuh Kristus yang hidup, sehat, dan memancarkan kasih-Nya kepada dunia.