Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, khususnya pada pasal 15 ayat 31, menyampaikan sebuah pernyataan yang begitu mendalam tentang perjuangan dan komitmennya terhadap iman Kristen. Kalimat "Demi kebanggaan yang kumiliki di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan: Tiap-tiap hari aku berjuang sampai mati" bukanlah sekadar retorika kosong, melainkan cerminan dari pengalaman hidupnya yang penuh tantangan. Paulus tidak ragu untuk menyatakan bahwa hidupnya adalah sebuah pergulatan yang berkelanjutan, sebuah perjuangan yang ia jalani setiap hari, seolah-olah menghadapi kematian setiap saat.
Perjuangan yang dimaksud Paulus tentu bukan sekadar pertarungan fisik semata. Ini adalah perjuangan rohani yang melibatkan penyerahan diri total kepada kehendak Tuhan, penolakan terhadap godaan duniawi, dan keberanian untuk menghadapi permusuhan serta penganiayaan demi kesaksian tentang Kristus. Di tengah segala cobaan, Paulus tetap teguh berpegang pada dasar imannya: kebangkitan Kristus. Kebangkitan Kristus bukan hanya menjadi bukti kemenangan-Nya atas maut, tetapi juga menjadi jaminan kebangkitan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Inilah sumber kebanggaan dan kekuatan Paulus.
Pernyataan Paulus ini memberikan pelajaran berharga bagi kita di masa kini. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai bentuk "kematian" – bisa jadi kematian impian, kematian harapan, atau bahkan kematian moral ketika kita tergoda untuk berkompromi dengan prinsip-prinsip kebenaran. Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak gentar menghadapi kesulitan, melainkan menjalaninya dengan keberanian yang bersumber dari iman kepada Kristus. Ia mengingatkan kita bahwa perjuangan spiritual adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan iman yang otentik.
Setiap hari, kita dipanggil untuk "berjuang sampai mati" dalam arti melepaskan ego kita, mengalahkan keinginan daging yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, dan hidup seturut ajaran Kristus. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam kesucian, kasih, dan kerendahan hati, meskipun dunia menawarkan jalan yang berbeda. Kebanggaan yang Paulus rasakan bukanlah kebanggaan diri, melainkan kebanggaan yang berakar pada karya Kristus yang telah menebus dan memberikan kehidupan baru. Dengan menyadari kasih dan pengorbanan Kristus, kita menemukan kekuatan untuk terus maju, bahkan ketika menghadapi tantangan terbesar.
Memahami 1 Korintus 15:31 secara mendalam mendorong kita untuk merefleksikan kualitas iman kita. Apakah kita telah mengizinkan iman kepada Kristus menjadi kekuatan pendorong di balik setiap langkah kita? Apakah kita siap untuk hidup dengan integritas, bahkan ketika itu sulit? Perjuangan yang Paulus jalani merupakan teladan yang menginspirasi, sebuah pengingat bahwa kehidupan yang bermakna dalam Kristus seringkali memerlukan pengorbanan dan keberanian untuk "mati" terhadap diri sendiri demi kemuliaan-Nya.