Makna Keadilan dan Pelayanan
Ayat 1 Korintus 9:9, yang mengutip Hukum Taurat, membawa kita pada pemahaman mendalam tentang prinsip keadilan yang diterapkan oleh Tuhan, bahkan dalam hal yang tampak sederhana seperti perlakuan terhadap hewan ternak. Rasul Paulus menggunakan perumpamaan ini untuk memperjelas hak para pelayan Injil. Ia menegaskan bahwa orang yang bekerja keras dan memberikan kontribusinya berhak untuk menerima bagian dari hasil kerjanya. Mencegah lembu yang sedang bekerja untuk makan adalah tindakan ketidakadilan, dan Tuhan dengan tegas menentang hal tersebut.
Ketika Paulus bertanya, "Apakah Tuhan memedulikan lembu-lembu?", ia tidak meremehkan ciptaan Tuhan. Sebaliknya, ia menekankan bahwa prinsip keadilan yang tertanam dalam hukum-Nya berlaku universal. Jika Tuhan peduli pada perlakuan terhadap hewan yang bekerja, betapa lebih lagi Ia peduli pada kesejahteraan dan hak para hamba-Nya yang melayani dengan sepenuh hati. Hal ini adalah dasar teologis yang kuat untuk mendukung para pengkhotbah, guru, dan pekerja di ladang Tuhan. Mereka yang mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberitakan Firman dan melayani jemaat, berhak untuk didukung secara materiil.
Aplikasi dalam Kehidupan Kekristenan
Prinsip ini mengajarkan kita pentingnya menghargai dan memelihara mereka yang melayani kita dalam ranah rohani. Jemaat dipanggil untuk secara sukarela dan dengan gembira memberikan dukungan kepada para pemimpin mereka. Ini bukan sekadar kewajiban, melainkan sebuah ekspresi rasa syukur dan pengakuan atas pekerjaan yang mereka lakukan. Mendukung pelayan Tuhan memungkinkan mereka untuk fokus pada tugas pelayanan tanpa terbebani oleh kebutuhan materi yang mendesak.
Lebih dari sekadar dukungan finansial, prinsip ini juga mencakup penghargaan dan penghormatan. Sama seperti lembu yang tidak dibungkam mulutnya agar bisa makan dari hasil jerih payahnya, demikian pula para pelayan Tuhan harus diberikan ruang untuk menikmati buah dari pekerjaan mereka dan dihormati atas pengorbanan mereka. Ketidakadilan dalam bentuk apapun, baik itu mengabaikan kontribusi, memanfaatkan tanpa memberi imbalan yang pantas, atau meremehkan nilai pelayanan, bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Oleh karena itu, mari kita merenungkan bagaimana kita sebagai orang percaya dapat menerapkan prinsip keadilan ini dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam mendukung pelayanan gereja. Dengan memberikan dukungan yang tulus, kita turut mengambil bagian dalam pekerjaan Injil dan menunjukkan bahwa kita menghargai setiap anugerah dan panggilan yang Tuhan berikan kepada para pelayan-Nya. Ini adalah sebuah kesaksian iman bahwa Tuhan itu adil dan memelihara setiap hamba-Nya.