Kisah yang tercatat dalam Kitab 1 Raja-Raja, khususnya ayat 51 dari pasal pertama, memberikan gambaran dramatis tentang transisi kekuasaan yang penuh ketegangan di kerajaan Israel. Ayat ini secara singkat namun padat menyampaikan ketakutan Adonia, saudara tiri Salomo, yang sebelumnya berambisi merebut tahta. Ketika ia mengetahui bahwa Salomo telah dinobatkan sebagai raja yang sah, ia mencari perlindungan dengan berpegang pada tanduk mezbah.
Peristiwa ini merupakan klimaks dari serangkaian intrik dan persaingan takhta yang telah berlangsung. Daud, raja sebelumnya, telah menunjuk Salomo sebagai pewarisnya, namun Adonia, sebagai anak sulung yang masih hidup, mencoba memanfaatkan situasi untuk mengklaim haknya. Ia didukung oleh beberapa tokoh penting, termasuk panglima Yoab dan imam Abyatar. Namun, dengan campur tangan Natan nabi dan Betsyeba, ibu Salomo, rencana Adonia digagalkan, dan Salomo diurapi sebagai raja di hadapan seluruh umat.
Ketakutan Adonia bukanlah tanpa alasan. Dalam budaya kuno, suksesi tahta seringkali diwarnai kekerasan dan pembersihan terhadap potensi ancaman. Dengan berpegang pada tanduk mezbah, Adonia secara simbolis mencari perlindungan ilahi dan berharap tidak akan dihukum mati. Mezbah di kemah suci (atau kemudian di Bait Suci) dianggap sebagai tempat perlindungan yang suci, di mana orang yang mencari perlindungan tidak boleh diganggu gugat. Ini adalah tindakan keputusasaan, sebuah pengakuan atas kekalahannya dan kerentanannya di hadapan raja yang baru.
Ayat ini mengingatkan kita pada kompleksitas politik dan dinamika kekuasaan, bahkan dalam lingkungan kerajaan yang diatur oleh hukum dan tradisi. Ketaatan terhadap firman Tuhan dan kebijaksanaan para pemimpin seperti Natan memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas kerajaan. Di sisi lain, kisah Adonia juga menyoroti sifat manusia yang seringkali didorong oleh ambisi, ketakutan, dan keinginan untuk berkuasa. Keberhasilan Salomo dalam mengamankan tahtanya, meskipun dihadapkan pada tantangan internal, menunjukkan bahwa kepemimpinan yang bijaksana dan dukungan ilahi dapat mengatasi berbagai rintangan.
Selanjutnya, tindakan Salomo terhadap Adonia akan menjadi penentu bagaimana ia akan diperintah. Apakah ia akan menunjukkan belas kasihan, atau akan ia bertindak tegas untuk memastikan keamanan kerajaannya? Kisah ini menjadi fondasi penting dalam pemahaman tentang pemerintahan Salomo, masa keemasan Israel, dan bagaimana ia harus menavigasi tantangan awal masa pemerintahannya. Ayat 1 Raja-Raja 1:51 adalah titik krusial yang menandai akhir dari perebutan kekuasaan dan awal dari babak baru bagi kerajaan Israel di bawah kepemimpinan Salomo.