1 Raja-Raja 10:3

"Lalu ia memberikan kepada raja itu seratus dua puluh talenta emas, sangat banyak rempah-rempah, dan batu permata. Tidak pernah ada lagi rempah-rempah sebanyak yang dibawa oleh ratu Syeba itu kepada raja Salomo."

Kisah pertemuan Raja Salomo dengan Ratu Syeba yang tercatat dalam Kitab 1 Raja-Raja pasal 10 adalah salah satu episode paling menarik dalam sejarah Alkitab, yang menggambarkan puncak kejayaan dan kemuliaan raja Israel yang bijaksana. Ayat 3 dari pasal ini secara spesifik menyoroti betapa luar biasanya kekayaan dan kelimpahan yang dihadirkan oleh sang ratu, sebagai bentuk penghargaan atas kebijaksanaan dan kemasyhuran Salomo.

Ratu Syeba, yang kemungkinan berasal dari daerah Yaman atau Ethiopia modern, datang jauh-jauh untuk menguji Salomo dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan untuk menyaksikan sendiri kemegahan kerajaannya. Kedatangannya bukan sekadar kunjungan diplomatik biasa, melainkan sebuah ekspedisi yang penuh dengan barang berharga. Ayat yang disebutkan di atas merinci secara gamblang pemberian yang diterima Salomo: seratus dua puluh talenta emas, rempah-rempah dalam jumlah yang tak terhitung, dan batu permata berharga. Angka seratus dua puluh talenta emas saja sudah menunjukkan kekayaan yang luar biasa. Satu talenta emas pada masa itu bernilai sangat tinggi, menggambarkan aset finansial yang masif.

Lebih dari sekadar emas, penyebutan "sangat banyak rempah-rempah" dan "batu permata" menambah dimensi kekayaan yang bersifat eksotis dan mewah. Rempah-rempah, seperti kemenyan dan mur, sangat dihargai pada masa kuno, tidak hanya untuk keperluan kuliner, tetapi juga dalam upacara keagamaan, obat-obatan, dan parfum. Batu permata, tentu saja, melambangkan kemewahan dan prestise yang tinggi.

Yang paling menarik adalah penekanan pada pernyataan bahwa "Tidak pernah ada lagi rempah-rempah sebanyak yang dibawa oleh ratu Syeba itu kepada raja Salomo." Pernyataan ini memberikan konteks bahwa pemberian tersebut bukan hanya besar, tetapi juga merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala tersebut. Hal ini menegaskan reputasi Salomo sebagai raja yang paling kaya dan paling bijaksana di zamannya. Kekayaannya tidak hanya bersumber dari warisan dan perdagangan, tetapi juga dari diplomasi dan pengakuan internasional.

Pertemuan ini tidak hanya tentang pertukaran harta benda, tetapi juga tentang pengakuan atas anugerah ilahi yang diberikan kepada Salomo. Kebijaksanaan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya memungkinkan Salomo untuk membangun kerajaan yang kuat, adil, dan makmur. Kemasyhurannya menyebar hingga ke negeri-negeri jauh, menarik para penguasa lain untuk menjalin hubungan dan belajar darinya. Ratu Syeba adalah salah satu saksi mata dari kebesaran ini, dan pemberiannya adalah bukti nyata dari kekaguman dan rasa hormatnya.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa kemakmuran dan pengaruh yang besar dapat menjadi hasil dari kebijaksanaan yang datang dari sumber yang ilahi. Salomo, dengan kecerdasan dan pemahamannya yang mendalam, mampu mengelola kekayaannya dan memerintah dengan adil, sehingga kerajaannya menjadi pusat perhatian dunia kuno. Pemberian dari Ratu Syeba, sebagaimana dicatat dalam 1 Raja-Raja 10:3, menjadi salah satu bagian terpenting dari narasi ini, menggarisbawahi puncak kejayaan Salomo dan keluasan pengaruhnya.

Ilustrasi Salomo dan Ratu Syeba dengan Harta Karun