"Dan tentang itu, dia bersuami dengan Zibea, saudari Tamar; dan wanita itu melahirkan baginya Put, yang kemudian menjadi agak tenang dengan dia, dan dia mengizinkannya memiliki semua miliknya."
Kitab 1 Raja-Raja, pasal 11, ayat 20, menyajikan sebuah fragmen kisah yang mungkin terkesan sederhana di tengah narasi besar tentang kerajaan Israel dan Yehuda. Namun, di balik baris-baris yang singkat ini, tersembunyi sebuah potret ketahanan dan keberlangsungan keluarga, terutama melalui tokoh Zibea dan putranya, Put. Ayat ini membawa kita pada momen penting dalam kehidupan Yeboneam, anak perempuan Daud, yang disebutkan sebelumnya dalam pasal ini. Pernikahan Zibea dengan Yeboneam, yang kemudian melahirkan Put, menandai sebuah babak baru dalam silsilah keluarga bangsawan ini, sebuah kelanjutan di tengah gejolak politik dan personal yang melanda generasi Daud.
Fokus utama ayat ini adalah pada Zibea, yang diidentifikasi sebagai saudari dari Tamar. Tamar sendiri adalah tokoh yang dikenal karena tragedi yang menimpanya, sebuah cerita pilu tentang kekerasan dan ketidakadilan. Dengan latar belakang ini, pernikahan Zibea dan kelahirannya Put menjadi lebih bermakna. Ini bukan sekadar catatan silsilah, melainkan sebuah simbol kehidupan yang terus berjalan, sebuah generasi baru yang bangkit, bahkan di tengah bayang-bayang masa lalu yang kelam. Zibea, dengan menjadi istri Yeboneam dan melahirkan Put, turut serta dalam menjaga kesinambungan garis keturunan Daud.
Narasi tentang Put selanjutnya menggambarkan bahwa "dia menjadi agak tenang dengan dia, dan dia mengizinkannya memiliki semua miliknya." Frasa "agak tenang" ini bisa diinterpretasikan dalam berbagai cara. Kemungkinan, ini merujuk pada keadaan yang lebih stabil dibandingkan dengan turbulensi yang mungkin dialami oleh keluarganya sebelumnya. Hal ini juga bisa mengindikasikan bahwa Put tumbuh menjadi individu yang tidak menimbulkan banyak masalah, atau bahwa hubungan antara dirinya dan ayahnya, Yeboneam, berkembang menjadi lebih harmonis seiring waktu. Pengakuan atas kepemilikannya atas harta benda ayahnya menunjukkan adanya pengakuan dan pewarisan yang sah, sebuah aspek penting dalam struktur sosial pada masa itu.
Ayat 1 Raja-Raja 11:20 mengingatkan kita bahwa sejarah seringkali terukir dari kisah-kisah individu dan keluarga. Di antara raja-raja yang megah dan keputusan-keputusan besar, ada individu-individu seperti Zibea dan Put yang perannya, meskipun mungkin tidak sebesar para pemimpin, tetap krusial dalam menjaga denyut nadi masyarakat dan tradisi. Mereka adalah mata rantai yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kisah ini mengajarkan tentang bagaimana kehidupan terus berlanjut, bagaimana keluarga baru terbentuk, dan bagaimana generasi penerus menemukan tempatnya, bahkan dalam kondisi yang tidak selalu mudah. Ini adalah pengingat akan pentingnya setiap elemen dalam mosaik sejarah, dari yang paling terang hingga yang paling redup sekalipun.