"Dan sisa riwayat Yerobeam, segala yang dilakukannya, dan keberaniannya, semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel. Lalu Yerobeam mendapat istirahatnya bersama para leluhurnya, maka naiklah Baesa menggantikannya menjadi raja."
Ayat 1 Raja-Raja 16:20 membawa kita pada penutupan sebuah era dan permulaan yang lain dalam sejarah bangsa Israel. Bagian ini mengakhiri kisah tentang Yerobeam, seorang raja yang catatan hidupnya tidak hanya diisi dengan tindakannya, tetapi juga dengan keberaniannya. Frasa "segala yang dilakukannya, dan keberaniannya" menyiratkan bahwa Yerobeam adalah sosok yang signifikan, entah itu dalam pencapaian atau dalam perjuangannya, meskipun konteks sejarah seringkali menyoroti dampak negatif dari kepemimpinannya, terutama terkait dengan penyembahan berhala.
Penting untuk dicatat bahwa kitab sejarah raja-raja Israel berfungsi sebagai semacam catatan resmi, merekam pemerintahan para raja secara kronologis. Di dalamnya, tertulis baik keberhasilan maupun kegagalan, serta narasi yang membentuk pemahaman kita tentang perjalanan spiritual dan politik bangsa tersebut. Frasa "mendapat istirahatnya bersama para leluhurnya" adalah cara umum dalam Perjanjian Lama untuk menggambarkan kematian seorang raja dan penguburannya bersama para pendahulunya. Ini menandakan akhir masa pemerintahan dan transisi kekuasaan yang alami dalam sebuah dinasti.
Transisi kekuasaan dari Yerobeam ke Baesa menandai kelanjutan siklus pemerintahan di Israel utara. Yerobeam, yang memerintah selama 22 tahun, dikenal sebagai pendiri dinasti pertama Israel utara dan juga karena ia memisahkan sepuluh suku utara dari Kerajaan Yehuda yang berpusat di Yerusalem. Tindakannya ini, meskipun bertujuan untuk memperkuat stabilitas politik di wilayahnya, secara teologis dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap hukum Tuhan karena ia mendirikan pusat ibadah alternatif dan mendorong penyembahan berhala. Hal ini menyebabkan perpecahan spiritual yang mendalam di antara bangsa Israel.
Dengan kematian Yerobeam, catatan tentangnya pun ditutup dalam kitab sejarah. Ini adalah pengingat bahwa setiap pemimpin, sehebat atau sekuat apa pun mereka, pada akhirnya akan tunduk pada hukum alam dan meninggalkan panggung sejarah. Penggantinya, Baesa, akan melanjutkan babak baru dalam sejarah Israel utara, dengan tantangan dan keputusannya sendiri yang akan dicatat dalam kitab yang sama. Penekanan pada "sisa riwayat" dan "segala yang dilakukannya" menunjukkan bahwa kehidupan seorang pemimpin, sekecil apa pun perannya, memiliki jejak yang terekam dan menjadi pelajaran bagi generasi mendatang.
Ayat ini, meskipun singkat, memberikan gambaran tentang bagaimana sejarah dicatat dan bagaimana kekuasaan berpindah tangan dalam konteks kerajaan Israel. Ia menekankan sifat temporal dari kekuasaan duniawi dan keberadaan catatan sejarah sebagai saksi bisu dari perjalanan sebuah bangsa. Perjuangan iman, kepemimpinan, dan konsekuensi dari pilihan-pilihan yang dibuat oleh para raja terus menjadi tema sentral dalam kitab Raja-Raja, membentuk pemahaman kita tentang kesetiaan dan ketidaksetiaan terhadap Tuhan.