1 Raja-Raja 17:9 - Mukjizat di Zarefat

"Perintahlah, ... sesungguhnya Aku telah memerintahkan seorang perempuan janda di Zarefat untuk memberi makan engkau."

Kisah Harapan di Tengah Kekeringan

Kitab 1 Raja-Raja mencatat periode yang penuh dengan tantangan spiritual dan fisik bagi bangsa Israel. Di bawah pemerintahan Raja Ahab, yang jatuh ke dalam penyembahan berhala, nabi Elia menjadi suara kebenaran yang berani. Salah satu episode paling dramatis dalam pelayanannya terjadi ketika Tuhan memerintahkan Elia untuk bersembunyi di tepi sungai Kerit, di mana ia diberi makan oleh burung-burung gagak. Namun, ketika sungai itu mengering akibat kekeringan yang melanda negeri itu, Tuhan kembali memberikan arahan kepada nabinya.

Ayat 1 Raja-Raja 17:9 membawa kita pada titik balik krusial dalam perjalanan Elia. Tuhan berfirman kepada Elia, "Bersiaplah, pergilah ke Zarefat, ... sesungguhnya Aku telah memerintahkan seorang perempuan janda di Zarefat untuk memberi makan engkau." Perintah ini bukan hanya sekadar petunjuk geografis, tetapi sebuah deklarasi ilahi tentang pemeliharaan dan campur tangan Tuhan yang luar biasa di saat yang paling genting.

Bertemu dengan Sang Janda

Zarefat, sebuah kota di Sidon, berada di wilayah kafir, jauh dari tanah Israel. Ini menunjukkan bahwa kemurahan Tuhan tidak terbatas pada umat-Nya saja, tetapi meluas kepada siapa pun yang bersedia menaati firman-Nya. Ketika Elia tiba di gerbang kota, ia melihat seorang perempuan janda sedang mengumpulkan kayu bakar. Dengan keyakinan yang diberikan oleh Tuhan, Elia mendekatinya dan meminta minum. Setelah itu, ia memberanikan diri untuk meminta makanan, "Cobalah ambilkanlah sedikit roti bagimu dengan piala airmu dan bawalah kepadaku."

Reaksi perempuan janda itu mencerminkan keputusasaan yang dialaminya. Ia menjelaskan bahwa ia hanya memiliki sisa sedikit tepung dalam buyung dan sedikit minyak dalam kendi. Rencananya adalah membuat roti terakhir untuk dirinya dan anaknya, lalu menunggu kematian. Betapa mengerikannya situasi yang dihadapinya, terutama di tengah kelaparan yang melanda.

Janji Ilahi yang Mengubah Segalanya

Namun, di sinilah mukjizat mulai terungkap. Elia, diutus oleh Tuhan, menanggapi dengan kata-kata yang penuh kuasa dan pengharapan: "Janganlah takut, pulanglah, perbuatlah seperti katamu itu, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sedikit roti bakar dari yang ada padamu, kemudian sesudah itu perbuatlah bagimu dan bagimu sekali."

Bagian terpenting dari janji ini adalah kelanjutannya, "Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam buyung itu tidak akan habis dan minyak dalam kendi itu tidak akan kurang, sampai pada hari TUHAN memberikan hujan, turunkanlah ke bumi." Janji ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan melihat dan peduli pada kebutuhan mereka yang paling rentan. Perintah Elia, yang didasari oleh firman Tuhan, bukan hanya untuk kebaikan Elia sendiri, tetapi juga untuk menyelamatkan perempuan janda dan anaknya dari kelaparan.

Tepung & Minyak Roti Lainnya... Dipenuhi Berkat

Simbol kecukupan ilahi: buyung tepung dan kendi minyak yang tak pernah habis.

Ketaatan yang Berbuah Berkat

Kisah ini menekankan dua hal penting: kuasa firman Tuhan dan pentingnya ketaatan. Perempuan janda itu, meskipun di ambang keputusasaan, memilih untuk percaya dan bertindak sesuai dengan perintah Elia. Ia tidak ragu-ragu, tetapi segera melakukan apa yang diperintahkan. Dan benar saja, ia mendapati bahwa tepung dan minyaknya benar-benar tidak habis. Ia, anaknya, Elia, dan keluarganya terhindar dari kelaparan selama masa kekeringan.

Mukjizat di Zarefat ini menjadi pengingat yang kuat bahwa ketika kita menghadapi kesulitan, kita dapat bersandar pada janji-janji Tuhan. Ketaatan kita, sekecil apa pun itu, dapat menjadi saluran bagi campur tangan ilahi yang luar biasa. Ayat 1 Raja-Raja 17:9 bukan hanya sebuah cerita dari masa lalu, tetapi sebuah pesan hidup tentang kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan dan kekuatan iman yang dapat mengubah keadaan.