"Juga engkaupun tahu, apa yang telah dilakukan Yoab, anak Zeruya, bagimu, yaitu apa yang dilakukannya kepada kedua panglima tentara Israel, Abner bin Nun dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah pahlawan dalam zaman damai, dan menumpahkan darah pahlawan pada pinggangnya dan pada kasutnya."
Ayat ini diambil dari Kitab 1 Raja-Raja pasal 2, ayat 5. Dalam konteks ini, Raja Daud sedang memberikan amanat terakhir kepada putranya, Salomo, yang akan menggantikannya sebagai raja Israel. Daud mengingatkan Salomo tentang beberapa peristiwa penting yang terjadi selama masa pemerintahannya, terutama terkait dengan tindakan Yoab, panglima tentaranya yang setia namun juga penuh perhitungan.
Daud menekankan bahwa Yoab telah melakukan tindakan pembunuhan terhadap dua tokoh penting di Israel: Abner bin Nun dan Amasa bin Yeter. Tindakan ini terjadi di masa damai, yang berarti bukan dalam konteks pertempuran. Lebih jauh, Daud menggambarkan bahwa pembunuhan tersebut sangat keji, seolah darah para pahlawan itu "menempel" pada pinggang dan kasut Yoab, menunjukkan betapa tercemarnya ia oleh perbuatan tersebut.
Pesan Daud di sini memiliki beberapa lapisan makna. Pertama, ia ingin Salomo belajar dari kesalahan yang pernah terjadi. Meskipun Yoab adalah panglima yang cakap dan berjasa bagi Daud, tindakannya yang brutal dan tidak adil tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ini adalah peringatan agar Salomo memerintah dengan keadilan dan kebijaksanaan, tidak membiarkan kekejaman tersembunyi dalam sistem pemerintahannya.
Kedua, ini juga menunjukkan beban dan tanggung jawab seorang pemimpin. Daud, sebagai raja, harus menghadapi kenyataan bahwa di bawah kepemimpinannya terjadi peristiwa kelam. Ia mengajarkan Salomo pentingnya membersihkan negara dari unsur-unsur yang merusak tatanan dan keadilan. Tindakan Daud memerintahkan Salomo untuk "mengurus" Yoab di akhir hayatnya (yang kemudian diartikan sebagai hukuman) adalah untuk menegakkan supremasi hukum dan keadilan di kerajaan.
Pelajaran yang bisa diambil dari 1 Raja-Raja 2:5 sangat relevan hingga kini. Ini mengajarkan pentingnya integritas, keadilan, dan akuntabilitas dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus berani menghadapi kenyataan, membersihkan diri dari perbuatan buruk, dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan bagi semua orang. Ketenangan dan kemakmuran sebuah bangsa sangat bergantung pada kualitas moral dan keadilan dari para pemimpinnya. Pesan Daud ini menjadi dasar bagi Salomo untuk memulai pemerintahannya dengan fondasi yang kuat, yaitu keadilan yang dijaga.