"Lalu mereka membawa pria-pria kurang ajar itu menghadap dia, dan mereka bersaksi melawan dia, katanya: 'Engkau telah mengutuki Allah dan raja.' Lalu mereka membawanya keluar, melempari dia dengan batu sampai mati."
Kisah dalam 1 Raja-raja pasal 21 adalah salah satu narasi yang paling kelam dan menggugah dalam Perjanjian Lama. Pasalnya, ayat ke-13 ini menjadi puncak dari serangkaian peristiwa yang melibatkan keinginan serakah, kebohongan, dan kezaliman. Nabal, seorang yang kaya namun kasar dan jahat, menolak memberikan tawarannya kepada Daud dan anak buahnya yang telah melindunginya. Tindakan ini memicu kemarahan Daud, namun sebelum Daud bertindak gegabah, ia dicegah oleh Abigail, istri Nabal, yang menunjukkan kebijaksanaan dan kesalehan.
Setelah kematian Nabal, Daud kemudian memperistri Abigail. Namun, fokus kita pada ayat 13 ini adalah bagaimana kejahatan seringkali dibungkus dengan dalih kebenaran. Dalam kisah ini, para "pria kurang ajar" (sering diartikan sebagai saksi palsu atau orang jahat) dituduh memberikan kesaksian yang memfitnah Nabal. Mereka menyatakan Nabal telah "mengutuki Allah dan raja." Tuduhan ini, yang dalam konteks sosial dan keagamaan pada masa itu sangat serius, berujung pada hukuman mati.
Ayat 13 dari 1 Raja-raja 21 tidak hanya mencatat sebuah peristiwa tragis, tetapi juga menyoroti bahaya dari kebohongan yang disengaja dan penyalahgunaan kekuasaan. Ia mengingatkan kita akan pentingnya keadilan yang sejati dan kejujuran dalam setiap aspek kehidupan. Kisah ini menjadi sebuah pengingat bahwa kebohongan, betapapun terorganisir atau persuasifnya, pada akhirnya akan terbongkar. Ada kekuatan kebenaran yang, seperti terang, pasti akan mengusir kegelapan.
Secara visual, warna-warna cerah dan sejuk yang digunakan dalam desain ini bertujuan untuk memberikan nuansa ketenangan dan kedamaian, meskipun materi yang dibahas adalah tentang ketidakadilan. Ini mencerminkan harapan bahwa di tengah kegelapan, kebenaran ilahi tetap bersinar dan menawarkan pengharapan. Tampilan yang rapi dan ramah seluler memastikan bahwa pesan ini dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja, kapan saja, di mana saja.
Kisah Nabal dan Daud, beserta para pelaku kejahatan di balik ayat 1 Raja-raja 21:13, menawarkan pelajaran berharga tentang integritas, konsekuensi dari keserakahan, dan kekuatan kebenaran. Ia mengajarkan kita untuk selalu berpegang pada prinsip-prinsip moral yang benar, menolak kebohongan, dan mencari keadilan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Pesan ini tetap relevan hingga kini, menjadi mercusuar di tengah kompleksitas dunia modern.