"Ia mendirikan tembok pelataran luar dari batu-batu yang dipahat: batu yang indah untuk menjadi dasar dan batu-batu dari kayu aras."
Ayat 1 Raja-Raja 6:36 berbicara tentang pembangunan tembok pelataran luar Bait Suci yang didirikan oleh Raja Salomo. Frasa "batu-batu yang dipahat: batu yang indah untuk menjadi dasar dan batu-batu dari kayu aras" memberikan gambaran yang sangat spesifik mengenai kualitas material yang digunakan. Ini bukan sembarang pembangunan; ini adalah konstruksi yang megah, teliti, dan penuh makna.
Penggunaan "batu yang indah" menunjukkan bahwa fondasi dan material dasar dipilih bukan hanya karena kekuatan strukturalnya, tetapi juga karena estetika dan nilainya. Ini mencerminkan prinsip bahwa setiap aspek dalam pekerjaan, sekecil apapun, harus dilakukan dengan keunggulan dan ketelitian. Kebijaksanaan dalam pemilihan bahan ini mengindikasikan perencanaan yang matang dan penghormatan terhadap tugas yang diemban.
Selanjutnya, penyebutan "batu-batu dari kayu aras" menambahkan dimensi lain. Kayu aras dikenal karena daya tahannya yang luar biasa terhadap hama dan kelembaban, serta memiliki aroma yang khas dan keindahan seratnya. Dalam konteks pembangunan religius, penggunaan kayu aras seringkali melambangkan kemurnian, keindahan spiritual, dan kekuatan yang tahan lama. Ini bukan hanya tentang membangun struktur fisik, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai yang luhur ke dalam setiap elemennya.
Kombinasi antara batu yang indah dan kayu aras yang kokoh dan harum menciptakan harmoni antara kekuatan dasar dan kehalusan detail. Ini adalah metafora yang kuat untuk kehidupan rohani maupun profesional. Kita diajak untuk membangun kehidupan kita di atas fondasi yang kokoh (batu yang indah) dan dihiasi dengan karakter yang mulia, integritas, dan nilai-nilai luhur (kayu aras). Keindahan yang sejati tidak hanya terletak pada tampilan luar, tetapi juga pada fondasi dan materi dasar yang mendasarinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menerapkan prinsip ini. Entah itu dalam pekerjaan, keluarga, atau pelayanan pribadi, penting untuk selalu menggunakan material terbaik yang kita miliki: kejujuran, kerja keras, kasih, dan ketekunan. Kehidupan yang dibangun dengan prinsip-prinsip ini akan berdiri teguh menghadapi badai dan memancarkan keindahan yang mendalam, sama seperti Bait Suci yang megah itu dibangun dengan batu terindah dan kayu aras yang berharga. Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu memilih yang terbaik dalam segala hal yang kita kerjakan, demi kemuliaan yang lebih besar.