"Di lembah sungai Yordanlah raja menyuruh mereka membuatnya, di tanah liat antara Sukot dan Zartan."
Ayat dari Kitab 1 Raja-raja ini membawa kita pada salah satu episode paling menarik dalam sejarah pembangunan Bait Suci di Yerusalem di bawah pemerintahan Raja Salomo. Setelah menyelesaikan pembangunan Bait Suci yang megah, Salomo tidak berhenti di situ. Ia juga memerintahkan pembuatan berbagai perlengkapan dan bejana berharga yang akan mengisi dan menghiasi rumah Tuhan tersebut. Salah satu item penting yang disebutkan dalam pasal ini adalah bejana-bejana emas, termasuk yang dibuat di lokasi spesifik yang disebutkan dalam ayat 46.
Penting untuk dicatat penekanan pada lokasi pembuatan bejana ini: "di lembah sungai Yordan". Sungai Yordan adalah arteri kehidupan yang vital bagi wilayah tersebut, dan lembahnya dikenal sebagai daerah yang subur dan berlimpah sumber daya. Pemilihan lokasi ini kemungkinan bukan kebetulan. Beberapa alasan bisa jadi mendasarinya. Pertama, ketersediaan bahan baku. Mungkin di daerah tersebut terdapat sumber daya yang mendukung proses pembuatan logam, seperti tanah liat untuk cetakan atau sumber daya lain yang diperlukan. Kedua, ini bisa jadi terkait dengan ketersediaan tenaga kerja terampil. Kota Sukot dan Zartan, yang disebutkan sebagai titik referensi geografis, kemungkinan adalah pusat-pusat di mana para pengrajin terampil berkumpul dan bekerja. Perintah Salomo untuk memindahkan proses pembuatan ke sana menunjukkan upaya terorganisir untuk memastikan kualitas dan kuantitas produksi.
Penyebutan "tanah liat antara Sukot dan Zartan" sangat menarik. Tanah liat adalah bahan dasar yang krusial dalam seni metalurgi kuno, terutama untuk membuat cetakan. Proses pengecoran logam, terutama emas yang memiliki titik leleh relatif rendah namun tetap memerlukan presisi tinggi, bergantung pada kualitas cetakan yang dibuat dari tanah liat. Keberhasilan pembuatan bejana emas yang indah dan kompleks, seperti yang pasti diinginkan untuk Bait Suci, sangat bergantung pada keahlian para pengrajin dalam mempersiapkan dan membentuk cetakan tanah liat ini. Ini menunjukkan tingkat keahlian dan teknologi yang telah dicapai pada masa itu. Para pengrajin harus memiliki pemahaman mendalam tentang sifat material dan teknik pengerjaan untuk menghasilkan karya seni yang tahan lama dan penuh makna.
Bejana-bejana emas ini bukan sekadar dekorasi. Mereka memiliki fungsi spiritual dan simbolis yang mendalam dalam ibadah di Bait Suci. Emas, sebagai logam mulia, melambangkan kemurnian, keagungan, dan kehadiran ilahi. Pembuatan bejana-bejana ini dengan cermat, di lokasi yang strategis, dan oleh tangan-tangan terampil, menegaskan keseriusan dan kekudusan pekerjaan yang berkaitan dengan penyediaan sarana bagi penyembahan kepada Tuhan. Ayat ini, meski singkat, membuka jendela ke dalam perencanaan logistik, keahlian teknis, dan kesungguhan rohani yang menyertai pembangunan dan perlengkapan Bait Suci, sebuah bukti iman dan dedikasi Raja Salomo serta rakyatnya.