Firman Tuhan yang terukir dalam Kitab 1 Raja-raja 8:23 membawa kita pada momen penahbisan Bait Suci yang luar biasa oleh Raja Salomo. Doa yang dipanjatkan Salomo bukanlah sekadar rangkaian kata-kata formalitas, melainkan sebuah pengakuan mendalam akan keagungan dan kesetiaan Allah. Ayat ini secara gamblang menyatakan keunikan dan superioritas Tuhan atas segala sesuatu, baik di alam semesta yang luas maupun di bumi yang kita pijak. Pengakuan ini merupakan fondasi penting dalam memahami hubungan antara manusia dan Penciptanya.
Salomo mengakui bahwa tidak adaAllah lain yang memiliki kuasa dan otoritas seperti TUHAN, Allah Israel. Pernyataan ini sangat signifikan dalam konteks sejarah Israel yang seringkali tergoda untuk menyembah berhala atau mengikuti praktik keagamaan bangsa lain. Namun, Salomo menegaskan kembali komitmen umat pilihan kepada satu-satunya Allah yang benar. Pengakuan akan keesaan Allah ini menjadi pengingat bagi kita untuk tidak pernah mengalihkan kesetiaan kita dari Tuhan kepada hal lain yang sifatnya fana dan menyesatkan.
Lebih dari sekadar pengakuan akan kekuasaan, ayat ini menyoroti atribut ilahi yang krusial: "Engkau berpegang pada perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang berjalan di hadapan-Mu dengan segenap hati." Inilah inti dari janji Allah. Tuhan bukan hanya kuat, tetapi juga setia. Dia terikat oleh perjanjian yang telah dibuat-Nya dengan umat-Nya, dan kasih setia-Nya (hesed) adalah ekspresi cinta yang tak tergoyahkan yang terus mengalir kepada mereka yang hidup dalam ketaatan dan ketulusan hati. Ini adalah gambaran kasih yang tanpa syarat namun juga menghendaki respons dari pihak manusia.
Frasa "berjalan di hadapan-Mu dengan segenap hati" menunjukkan adanya unsur kemitraan dalam hubungan ini. Allah tetap setia pada janji-Nya, namun kesetiaan-Nya itu dihadirkan dan dialami oleh mereka yang memilih untuk hidup dalam persekutuan yang intim dan tulus dengan-Nya. Ini berarti bahwa kehidupan iman bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan sebuah perjalanan aktif yang melibatkan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Kesetiaan Allah menjadi jangkar bagi iman kita, memberikan kepastian di tengah badai kehidupan. Kasih setia-Nya adalah sumber kekuatan dan pengharapan yang tak pernah habis.
Dalam dunia yang terus berubah, di mana kesetiaan seringkali menjadi barang langka, kesaksian 1 Raja-raja 8:23 menawarkan pelipur lara dan teguran yang berharga. TUHAN adalah Allah yang sama kemarin, hari ini, dan sampai selama-lamanya. Janji-janji-Nya teguh dan kasih setia-Nya abadi bagi setiap orang yang mendekat kepada-Nya dengan hati yang tulus. Marilah kita meneladani Salomo dalam mengakui keagungan Tuhan dan dalam berkomitmen untuk berjalan di hadapan-Nya dengan segenap hati, menikmati kepastian janji dan kasih setia-Nya yang luar biasa.