"Lalu ia naik ke Gezer, kota itu dibinasakannya, dibunuhnya orang Kanaan yang diam di kota itu, dan ia memberikannya kepada putrinya, isterinya itu, sebagai warisan."
Ayat dari 1 Raja-Raja 9:17 ini memberikan gambaran menarik tentang kekuasaan dan kebijakan Raja Salomo. Dalam konteks sejarah, peristiwa ini terjadi di masa kejayaan Israel di bawah pemerintahan Salomo, seorang raja yang dikenal karena kebijaksanaan, kekayaan, dan pembangunan monumental yang dilakukannya. Ayat ini secara spesifik menceritakan tindakan Salomo terkait penaklukan kota Gezer dan pemberian kota tersebut kepada putri Firaun, istrinya.
Penaklukan kota Gezer bukanlah sekadar aksi militer biasa. Gezer adalah kota strategis yang memiliki nilai penting secara militer dan ekonomi. Lokasinya yang menguntungkan menjadikannya titik pertahanan yang kuat dan pusat perdagangan yang vital. Dengan menguasai Gezer, Salomo tidak hanya memperluas wilayah kekuasaannya tetapi juga mengamankan perbatasan kerajaannya serta meningkatkan kontrol atas jalur perdagangan regional. Tindakan ini menunjukkan kejelian Salomo dalam strategi geopolitik dan militernya.
Hal yang lebih signifikan adalah pemberian kota Gezer kepada putri Firaun, istri Salomo. Pernikahan dengan putri Firaun sendiri merupakan sebuah langkah diplomatik yang luar biasa. Dalam tradisi kuno, aliansi pernikahan antar kerajaan seringkali menjadi cara paling efektif untuk membangun perdamaian, memperkuat hubungan, dan menjamin stabilitas politik. Dengan menikahi putri raja Mesir, Salomo secara implisit mengamankan hubungan dengan kekuatan besar di selatan, Mesir, yang pada masa itu merupakan salah satu imperium terkuat di dunia.
Pemberian Gezer sebagai bagian dari "warisan" kepada putri Firaun menandakan beberapa hal. Pertama, ini adalah bentuk penghormatan dan penguatan hubungan aliansi. Salomo menunjukkan bahwa dia menghargai istrinya dan keluarganya, dan bahwa persekutuan mereka sangat berarti baginya. Pemberian kota sebagai warisan menunjukkan kemurahan hati dan pengakuan atas status putri Firaun. Kedua, tindakan ini juga bisa diinterpretasikan sebagai strategi untuk memastikan bahwa wilayah yang baru saja ditaklukkan dikelola dengan baik dan terintegrasi ke dalam kerajaan Salomo, sambil tetap mempertahankan aspek simbolis hubungan diplomatik yang kuat dengan Mesir. Ini menunjukkan keseimbangan yang cermat antara kekuatan militer, kebijakan ekonomi, dan diplomasi yang menjadi ciri khas pemerintahan Salomo.
Ayat 1 Raja-Raja 9:17 lebih dari sekadar catatan sejarah; ia mencerminkan fase kemakmuran dan pengaruh Israel yang luar biasa di bawah Salomo. Penaklukan dan penguasaan kota-kota penting seperti Gezer, serta hubungan diplomatik yang terjalin melalui pernikahan kerajaan, semuanya berkontribusi pada reputasi Salomo sebagai raja yang kaya, bijaksana, dan kuat. Kisah ini mengajarkan pentingnya strategi yang komprehensif dalam memerintah, yang mencakup aspek militer, ekonomi, dan hubungan antar bangsa. Kekayaan dan kekuatan yang digambarkan dalam konteks Salomo, termasuk dalam ayat ini, menjadi bukti kemampuan dan kebesaran yang dicapai oleh kerajaannya, sebuah warisan yang membanggakan dan patut direnungkan.