1 Tawarikh 1:10

"Dan Rehabam memperanakkan Abia; dan Abia memperanakkan Asa."
Kisah Keturunan Sem Yafet Ham Kush Nimrod dll. Arpakhsad Selah Eber Peleg Rehu Serug Nahor Terah Abraham Ishak Yakub Yehuda Peres Hezron Ram Amminadab Naason Salmon Boas Obed Isai Daud

Ayat yang tercatat dalam kitab 1 Tawarikh pasal 1, ayat 10, membawa kita pada sebuah penelusuran genealogis yang penting dalam Kitab Suci. Ayat ini berbunyi, "Dan Rehabam memperanakkan Abia; dan Abia memperanakkan Asa." Meskipun terlihat ringkas, ayat ini adalah bagian dari rangkaian silsilah panjang yang dimulai dari Adam, melalui Nuh, hingga mencapai tokoh-tokoh kunci dalam sejarah bangsa Israel.

Dalam konteks yang lebih luas, 1 Tawarikh 1:1-4 menyajikan daftar keturunan Nuh: Sem, Ham, dan Yafet. Dari keturunan Sem inilah catatan silsilah berlanjut, membawa kita melewati berbagai nama yang mungkin terdengar asing bagi pembaca modern, namun memiliki makna historis dan teologis yang mendalam. Ayat 10 secara spesifik menghubungkan dua generasi: Rehabam dan anaknya, Abia, serta Abia dan anaknya, Asa.

Rehabam adalah cucu dari Raja Daud, yang merupakan raja pertama Kerajaan Israel yang bersatu. Setelah kematian Salomo, putranya, Rehabam menjadi raja atas Kerajaan Yehuda di selatan. Namun, pemerintahannya tidaklah mudah, diwarnai oleh perpecahan dan ketidakstabilan. Abia, anaknya, menggantikannya sebagai raja Yehuda. Walaupun masa pemerintahannya relatif singkat, Abia juga disebutkan dalam beberapa kitab lain sebagai raja yang berupaya mengembalikan ketaatan kepada Tuhan.

Selanjutnya, Abia memperanakkan Asa. Raja Asa memerintah Kerajaan Yehuda untuk waktu yang cukup lama, dikenal karena upayanya dalam memurnikan ibadah di Yehuda dan menyingkirkan berhala-berhala. Ia juga memimpin bangsa Yehuda dalam beberapa peperangan yang berhasil. Kisah Asa seringkali digambarkan sebagai teladan seorang raja yang berusaha mengikuti jalan Tuhan, meskipun ia juga memiliki masa-masa di mana ia tidak sepenuhnya taat.

Penekanan pada silsilah ini bukan sekadar pencatatan nama, melainkan penegasan pentingnya kesinambungan dan janji Tuhan yang terus berlaku. Melalui garis keturunan ini, kita dapat melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam sejarah, membentuk bangsa Israel, dan pada akhirnya, mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias. Setiap nama yang tercatat, sekecil apa pun perannya dalam narasi besar, adalah bagian dari rencana ilahi yang lebih luas. Ayat 1 Tawarikh 1:10 ini, bersama dengan ayat-ayat lain dalam silsilah, berfungsi sebagai pengingat akan kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya kepada Abraham dan Daud, bahwa dari keturunan merekalah akan datang seorang Penebus.