"Dan ia bertanya kepada orang-orangnya: 'Siapakah yang mau maju menyerang orang Filistin itu, dan merebut Yerusalem dari tangan mereka, sehingga kita menjadi mulia?' Tetapi semua orang Israel, berseru: 'Kami akan naik! Kita akan merebut kembali apa yang telah direnggut dari kita!' "
Ayat ini dari Kitab 1 Tawarikh pasal 11, khususnya ayat ke-13, mengisahkan momen krusial dalam sejarah bangsa Israel. Setelah Daud dinobatkan menjadi raja atas seluruh Israel, langkah selanjutnya yang sangat penting adalah mengamankan dan menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota takhta kerajaannya. Namun, pada saat itu, Yerusalem masih dikuasai oleh orang Filistin, musuh bebuyutan bangsa Israel.
Dalam konteks ini, Daud mengajukan sebuah pertanyaan yang penuh tantangan kepada para prajuritnya. Ia tidak memerintahkan, melainkan bertanya: "Siapakah yang mau maju menyerang orang Filistin itu, dan merebut Yerusalem dari tangan mereka, sehingga kita menjadi mulia?" Pertanyaan ini bukan sekadar seruan perang biasa. Ini adalah ajakan untuk melakukan sesuatu yang berani, sebuah misi yang berisiko tinggi namun memiliki imbalan yang luar biasa – tidak hanya dalam hal perebutan wilayah, tetapi juga dalam mengembalikan kehormatan dan kedaulatan bangsa Israel.
Respons dari seluruh orang Israel sungguh luar biasa. Mereka tidak ragu-ragu, tidak ada yang mundur. Sebaliknya, mereka berseru dengan satu suara: "Kami akan naik! Kita akan merebut kembali apa yang telah direnggut dari kita!" Seruan ini menunjukkan semangat yang membara, persatuan yang kokoh, dan tekad yang bulat untuk tidak lagi membiarkan wilayah suci mereka dikuasai oleh bangsa asing. Ini adalah cerminan dari kesadaran akan hak mereka dan kerinduan untuk kembali memegang kendali atas tanah perjanjian yang telah dianugerahkan Tuhan.
Keberanian yang ditunjukkan oleh orang Israel dalam ayat ini, dan tentu saja oleh Daud sebagai pemimpin mereka, adalah kunci keberhasilan mereka. Perebutan Yerusalem bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan strategi, kekuatan, dan yang terpenting, iman. Ayat ini menekankan pentingnya keberanian untuk bangkit dan merebut kembali apa yang telah hilang atau direnggut. Ini bukan tentang agresi semata, melainkan tentang pemulihan hak dan kedaulatan yang sah.
Makna dari 1 Tawarikh 11:13 juga melampaui ranah militer. Dalam kehidupan pribadi, kita seringkali dihadapkan pada situasi di mana hal-hal berharga dalam hidup kita, baik itu kedamaian, kebahagiaan, hubungan, atau bahkan iman kita, terasa seperti direnggut oleh berbagai tantangan. Terkadang, kita merasa kalah dan putus asa. Namun, ayat ini mengingatkan kita bahwa keberanian untuk bangkit, untuk berjuang kembali, dan untuk merebut kembali apa yang penting bagi kita adalah kunci untuk menemukan kembali kekuatan dan kemenangan.
Seruan "Kami akan naik!" adalah manifestasi dari harapan dan ketahanan. Ini menunjukkan bahwa sekecil apapun kesempatan, selama ada semangat dan persatuan, tujuan yang tampaknya mustahil pun dapat dicapai. Kisah ini menjadi inspirasi abadi tentang bagaimana keberanian kolektif dan keinginan untuk memulihkan apa yang hilang dapat membawa pada kemenangan dan pencapaian yang gemilang. Yerusalem yang kemudian menjadi pusat ibadah dan pemerintahan Daud, adalah bukti nyata dari keberanian yang berpadu dengan tujuan ilahi.