"Benaia bin Yoyada, seorang pahlawan dari Kabzeel, membunuh dua orang pahlawan Moab. Ia juga turun ke dalam lubang dan membunuh seekor singa di dalamnya pada hari bersalju."
Ayat 1 Tawarikh 11:22 menyajikan cuplikan singkat namun kuat tentang keberanian seorang tokoh bernama Benaia. Ia digambarkan sebagai seorang pahlawan dari Kabzeel, sebuah tempat yang mungkin tidak begitu dikenal oleh banyak orang. Namun, tindakan-tindakannya berbicara lebih keras daripada asal-usulnya. Dalam catatan ini, Benaia tidak hanya menunjukkan kehebatannya dalam melawan musuh manusia, tetapi juga keberaniannya dalam menghadapi bahaya alam yang ekstrem.
Deskripsi bahwa ia "membunuh dua orang pahlawan Moab" menyoroti kehebatannya dalam pertempuran. Bangsa Moab dikenal sebagai musuh Israel, dan seorang "pahlawan" dalam konteks ini berarti lawan yang tangguh. Mengalahkan dua dari mereka sekaligus menunjukkan kekuatan fisik, keterampilan bertarung, dan mungkin juga keberanian yang luar biasa. Ini bukan sekadar kemenangan biasa, tetapi demonstrasi superioritas yang signifikan.
Ilustrasi simbolis: Pahlawan (siluet hitam) di hadapan singa (siluet abu-abu) di tengah suasana bersalju yang dingin.
Bagian kedua dari ayat ini membawa kita ke tingkat keberanian yang berbeda dan bahkan lebih mencengangkan: "Ia juga turun ke dalam lubang dan membunuh seekor singa di dalamnya pada hari bersalju." Tindakan ini sungguh luar biasa. Lubang di tanah, terutama saat cuaca bersalju, bisa menjadi tempat persembunyian berbahaya, dan di dalamnya ada seekor singa. Singa adalah predator puncak yang sangat kuat dan mematikan.
Melakukan serangan seperti itu di tengah salju menambah tingkat kesulitan dan bahaya. Salju dapat menutupi jejak, membatasi pandangan, dan membuat medan lebih sulit untuk bergerak. Di tambah lagi, suhu dingin yang menusuk akan menguji ketahanan fisik siapa pun. Benaia tidak hanya berani, tetapi ia juga memiliki keyakinan dan mungkin juga kecerdikan untuk menghadapi ancaman yang begitu besar di dalam lingkungan yang paling tidak menguntungkan.
Kisah Benaia mengingatkan kita bahwa keberanian sejati tidak hanya diukur dari kemenangan di medan perang, tetapi juga dari kemampuan menghadapi ketakutan terdalam dan bahaya yang tak terduga, bahkan ketika situasinya sangat genting. Ia menjadi simbol dari seorang pejuang yang tidak gentar, yang siap menghadapi tantangan apa pun, bahkan yang paling mengerikan sekalipun. Keberaniannya bukan hanya untuk kesenangan bertarung, tetapi kemungkinan besar dilandasi oleh kesetiaan dan tugas yang diembannya, menjaga keselamatan dan keamanan orang-orang yang dilindunginya. Kisahnya terus menginspirasi hingga kini.