1 Tawarikh 16:40

"...dan juga untuk menyalakan api korban bakaran pada mezbah TUHAN setiap pagi dan setiap petang, serta melakukan segala yang diperintahkan kepada mereka dalam hukum TUHAN yang telah Ia perintahkan kepada Israel."

Ayat dari kitab 1 Tawarikh 16:40 ini merupakan bagian dari instruksi Daud kepada Asaf dan saudara-saudaranya ketika tabut perjanjian dibawa ke Yerusalem. Ayat ini secara spesifik menyoroti pentingnya ibadah yang teratur dan setia kepada Tuhan. Dalam konteks sejarah Israel, perintah ini menekankan dua aspek krusial: menyalakan api korban bakaran pada mezbah Tuhan setiap pagi dan petang, serta melakukan segala sesuatu sesuai dengan hukum Tuhan. Ini bukanlah sekadar ritual, melainkan cerminan dari komitmen mendalam terhadap perjanjian dan hubungan mereka dengan Sang Pencipta.

Pagi dan petang adalah waktu-waktu yang menyertai pergantian hari, melambangkan kelangsungan dan konsistensi. Perintah untuk terus-menerus menyalakan api di mezbah menunjukkan bahwa ibadah kepada Tuhan tidak boleh hanya bersifat insidental, tetapi harus menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari umat-Nya. Api yang terus menyala di mezbah adalah simbol kehadiran Tuhan yang tak pernah padam, serta doa dan pujian umat yang senantiasa dinaikkan. Ketekunan dalam aspek ini mengajarkan kita tentang pentingnya memelihara hubungan pribadi dengan Tuhan, tidak hanya pada saat-saat khusus, tetapi dalam rutinitas harian. Ini adalah pengingat bahwa kesetiaan dalam hal-hal kecil seringkali menjadi fondasi bagi kesetiaan yang lebih besar.

Lebih lanjut, ayat ini menegaskan bahwa semua ibadah dan pelayanan harus dilakukan "sesuai dengan hukum TUHAN yang telah Ia perintahkan kepada Israel." Ini berarti ibadah yang benar harus selalu berlandaskan pada Firman Tuhan. Kita tidak dapat membentuk ibadah sesuai dengan keinginan atau pemahaman kita sendiri tanpa merujuk pada apa yang telah dinyatakan oleh Tuhan. Ketaatan pada hukum Tuhan memastikan bahwa ibadah kita murni, berkenan di hadapan-Nya, dan tidak bercampur dengan unsur-unsur yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Ini juga mendorong kita untuk terus belajar dan memahami Firman Tuhan agar dapat melayani-Nya dengan cara yang benar dan memuliakan nama-Nya.

Dalam perspektif modern, ayat 1 Tawarikh 16:40 tetap relevan. Meskipun kita mungkin tidak lagi melakukan korban bakaran secara harfiah, prinsip ketekunan dan ketaatan pada Firman Tuhan tetap berlaku. Ibadah kita hari ini dapat diwujudkan melalui doa yang teratur, penyembahan melalui pujian, perenungan Firman Tuhan, pelayanan kepada sesama, dan hidup yang taat pada prinsip-prinsip Alkitab. Memelihara api semangat rohani kita setiap hari, pagi dan petang, serta memastikan tindakan dan motivasi kita selaras dengan ajaran Tuhan adalah panggilan yang sama. Ini adalah undangan untuk memelihara hubungan yang hidup dan dinamis dengan Tuhan, sebuah hubungan yang ditandai oleh kesetiaan yang teguh dan ketaatan yang tulus, demi kemuliaan nama-Nya.