"Anak-anak Lewi: Rehabia, kepala dari anak-anak Yeriah, dan Simei, kakaknya."
Kitab 1 Tawarikh menghadirkan gambaran rinci mengenai keturunan dan tugas-tugas bangsa Israel kuno, khususnya terkait dengan ibadah dan pelayanan di Kemah Suci serta Bait Allah. Ayat 1 Tawarikh 23:17 secara spesifik menyebutkan dua tokoh dari suku Lewi, yaitu Rehabia dan Simei, yang merupakan keturunan dari Yeriah. Meskipun ayat ini singkat, ia menggarisbawahi sebuah prinsip penting: organisasi dan tatanan dalam pelayanan kepada Tuhan.
Bangsa Lewi memiliki peran yang sangat krusial dalam masyarakat Israel. Mereka tidak diberi bagian tanah seperti suku-suku lainnya, melainkan tugas pelayanan khusus yang mencakup berbagai aspek ibadah, mulai dari memikul dan menjaga Kemah Suci, memainkan musik, hingga menjadi penjaga gerbang. Keberadaan daftar keturunan seperti yang tercatat dalam 1 Tawarikh memberikan penegasan bahwa setiap orang memiliki tempat dan peran dalam rencana Tuhan, dan hal ini sangat bergantung pada struktur serta kepemimpinan yang jelas.
Rehabia dan Simei, sebagai keturunan Lewi, adalah bagian dari sistem pelayanan yang telah ditetapkan oleh Allah. Ayat ini, meskipun hanya menyebutkan nama mereka dan hubungan kekerabatan, menyiratkan adanya garis keturunan yang teratur dan tanggung jawab yang diwariskan. Dalam konteks ibadah, keteraturan ini sangat penting untuk memastikan kelancaran dan kekhidmatan upacara keagamaan. Bayangkan kekacauan yang mungkin timbul jika tidak ada pembagian tugas yang jelas dan kepemimpinan yang efektif. Setiap detail, mulai dari siapa yang membawa mezbah persembahan hingga siapa yang bertanggung jawab atas alat musik, harus terorganisir dengan baik.
Pentingnya organisasi dalam pelayanan ini juga dapat dilihat dari surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat Kristen awal. Paulus seringkali memberikan instruksi mengenai bagaimana gereja harus dikelola, termasuk pentingnya pemimpin yang cakap dan penatalayanan yang baik. Prinsip ini tidak hanya berlaku untuk ibadah formal, tetapi juga untuk seluruh aspek kehidupan orang percaya. Setiap individu dipanggil untuk melayani Tuhan dengan talenta dan anugerah yang diberikan, dan ketika pelayanan ini dilakukan dalam sebuah komunitas, maka dibutuhkan struktur dan koordinasi agar semuanya dapat berjalan harmonis dan efektif.
Ayat 1 Tawarikh 23:17 mengingatkan kita bahwa pelayanan kepada Tuhan bukanlah perkara asal-asalan. Ia membutuhkan kesungguhan, disiplin, dan pengakuan akan pentingnya struktur serta tatanan. Dengan mengetahui dan memahami garis keturunan serta tugas yang diberikan kepada suku Lewi, kita dapat melihat bagaimana Tuhan menghargai keteraturan. Demikian pula, dalam kehidupan beriman kita, setiap orang dipanggil untuk menemukan tempatnya dan melayani dengan setia, seraya menghormati struktur dan kepemimpinan yang telah ditetapkan, demi kemuliaan nama-Nya. Pelayanan yang teratur menghasilkan buah yang berkelanjutan dan memuliakan Sang Pengatur yang Mahatinggi.