"Juga Obed-Edom mempunyai anak-anak: Semaya, anak sulung, Yoel anak kedua, Abia anak ketiga, Zabad anak keempat, 5 Yoel anak kelima, Rehabia anak keenam, Eliya-Safat anak ketujuh."
Ayat ini, yang terletak di dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 26 ayat 5, memberikan gambaran singkat namun bermakna mengenai silsilah dan garis keturunan keluarga Obed-Edom. Obed-Edom dikenal dalam narasi Alkitab sebagai seorang Lewi yang dipercaya untuk menjaga Tabut Perjanjian selama masa-masa krusial. Penempatannya dalam bagian ini menggarisbawahi pentingnya peran keluarga dan keturunan dalam tatanan keagamaan dan kehidupan Israel kuno.
Kitab Tawarikh, secara keseluruhan, berfungsi sebagai catatan sejarah yang berfokus pada silsilah, ibadah di Bait Suci, dan pemerintahan raja-raja yang saleh di Yehuda. Penekanan pada silsilah menunjukkan bagaimana setiap individu dipandang sebagai bagian dari rencana ilahi yang lebih besar, terhubung dengan janji-janji Tuhan kepada Abraham dan keturunannya. Dalam konteks ini, menyebutkan nama-nama anak Obed-Edom bukan sekadar daftar nama, melainkan penegasan kontinuitas keluarga dan kelangsungan tugas yang dipercayakan kepada mereka.
Obed-Edom sendiri adalah tokoh kunci dalam kisah pemindahan Tabut Perjanjian. Ketika Uza mati karena menyentuh Tabut itu secara tidak pantas, Daud merasa takut dan memutuskan untuk menempatkan Tabut itu di rumah Obed-Edom di Gat. Kitab 1 Tawarikh 13:14 mencatat berkat luar biasa yang turun atas rumahnya selama tiga bulan. Karena kesetiaan dan kehormatan yang ditunjukkan Obed-Edom dan keluarganya, Tuhan memberkati mereka dengan kelimpahan. Ayat 26:5 kemudian memperlihatkan buah dari berkat tersebut, yaitu keturunan yang terus bertumbuh.
Kelima anak laki-laki yang disebutkan, terutama Yoel anak kelima, Rehabia anak keenam, dan Eliya-Safat anak ketujuh, mungkin memiliki peran spesifik dalam tugas-tugas kepelayanan di masa mendatang. Meskipun tidak dirinci di sini, penamaan dan pencatatan mereka dalam silsilah ini mengindikasikan bahwa mereka adalah bagian dari generasi penerus yang akan melanjutkan warisan spiritual keluarga mereka. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya mempersiapkan generasi muda untuk pelayanan dan tanggung jawab, serta bagaimana kesetiaan orang tua dapat membawa berkat bagi anak cucu mereka.
Renungan dari ayat ini dapat membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Tuhan bekerja melalui keluarga. Kesetiaan satu individu, seperti Obed-Edom, dapat berdampak positif pada seluruh garis keturunannya. Ayat ini juga mengingatkan kita akan pentingnya mencatat sejarah keluarga kita dan memahami akar kita. Dengan mengenali siapa nenek moyang kita dan bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan mereka, kita dapat lebih menghargai anugerah dan rencana-Nya bagi kita saat ini. Mari kita jadikan ayat ini sebagai pengingat untuk hidup setia, sehingga berkat Tuhan dapat mengalir kepada generasi-generasi mendatang, sebagaimana terjadi pada keluarga Obed-Edom.