"Dan terjadilah, ketika mereka ada di tepi sungai Yordan, dia (Elia) berkata kepada Elisa: 'Mintalah apa yang harus kulakukan kepadamu sebelum aku diangkat dari padamu.' Maka berkatalah Elisa: 'Aku mohon, biarlah roh yang menyertai engkau itu berlipat ganda dua kali lipat padaku.'"
Kisah yang tercatat dalam Kitab 2 Raja-Raja pasal 2 ayat 5 ini merupakan momen krusial dalam perjalanan spiritual umat beriman. Ayat ini menampilkan percakapan antara Nabi Elia yang akan diangkat ke surga dan muridnya, Elisa. Dalam momen perpisahan yang sarat makna, Elia menawarkan kesempatan kepada Elisa untuk meminta sesuatu sebelum kepergiannya.
Tanggapan Elisa sungguh luar biasa. Ia tidak meminta kekayaan, kekuasaan, atau kemuliaan pribadi. Sebaliknya, Elisa mengajukan permohonan yang mencerminkan kerinduan mendalam akan kelanjutan pelayanan dan bimbingan ilahi. Ia memohon, "Aku mohon, biarlah roh yang menyertai engkau itu berlipat ganda dua kali lipat padaku." Permohonan ini menunjukkan bahwa Elisa memahami sumber sejati dari kuasa dan hikmat yang dimiliki Elia bukanlah berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari Roh Allah yang bekerja melaluinya.
Permintaan Elisa untuk mendapatkan dua kali lipat roh Elia bukanlah sekadar keinginan untuk memiliki kekuatan yang lebih besar, melainkan sebuah pengakuan akan pentingnya meneruskan warisan rohani dan melanjutkan tugas kenabian dengan keberanian dan hikmat yang sama, bahkan lebih. Ini adalah pengakuan bahwa pelayanan kepada Tuhan membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan manusiawi; ia membutuhkan campur tangan ilahi yang berlimpah.
Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. Pertama, pentingnya memiliki visi rohani yang jelas. Elisa fokus pada apa yang benar-benar esensial: kehadiran dan kuasa Roh Kudus dalam hidupnya. Kedua, kerendahan hati untuk mengakui bahwa segala kebaikan dan kemampuan berasal dari Tuhan. Permohonan Elisa menunjukkan bahwa ia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri, melainkan bersandar sepenuhnya pada anugerah Tuhan.
Dalam konteks modern, kita pun dipanggil untuk memiliki kerinduan yang sama. Kita mungkin tidak berhadapan dengan nabi yang akan diangkat ke surga, namun kita memiliki Roh Kudus yang dijanjikan untuk menyertai kita senantiasa. Meminta "dua kali lipat roh" dalam kehidupan kita berarti memohon agar Roh Kudus bekerja lebih lagi dalam diri kita, memberikan kita hikmat yang lebih dalam, keberanian yang lebih besar, dan kasih yang lebih melimpah untuk melayani Tuhan dan sesama.
Kisah Elia dan Elisa, yang diabadikan dalam 2 Raja-Raja 2:5, adalah pengingat abadi bahwa kesuksesan sejati dalam kehidupan, terutama dalam pelayanan, tidak diukur dari kemampuan pribadi, melainkan dari kedalaman hubungan kita dengan Tuhan dan sejauh mana Roh-Nya bekerja dalam dan melalui kita. Semoga kita juga memiliki keberanian dan kerinduan seperti Elisa untuk terus menerus bergantung pada kekuatan ilahi agar dapat menjadi berkat bagi dunia.