"Sesungguhnya, ibadah Paskah seperti itu belum pernah dirayakan sejak zaman para hakim yang memerintah Israel, dan sepanjang masa pemerintahan raja-raja Israel dan raja-raja Yehuda."
Ayat dari 2 Raja-raja 23:22 ini menggarisbawahi sebuah momen penting dalam sejarah Israel, yaitu perayaan Paskah yang diprakarsai oleh Raja Yosia. Ayat ini bukan sekadar catatan historis, melainkan sebuah pengingat akan kekuatan pertobatan, pemulihan, dan kesetiaan kepada Tuhan. Perayaan Paskah yang begitu khusyuk dan penuh sukacita ini belum pernah terjadi sebelumnya, menandakan sebuah revolusi spiritual yang besar di tengah bangsa yang telah lama tersesat.
Pemerintahan Raja Yosia dikenal sebagai era pemurnian agama dan pemulihan ibadah kepada Tuhan. Setelah bertahun-tahun bangsa Israel tenggelam dalam penyembahan berhala dan melupakan hukum Tuhan, Yosia menemukan kembali Kitab Taurat di Bait Suci. Penemuan ini menjadi titik balik yang dramatis. Dengan hati yang hancur dan tekad yang membara, Yosia segera memerintahkan agar seluruh hukum Tuhan dipatuhi. Salah satu tindakan terpenting yang dilakukannya adalah mengembalikan perayaan Paskah sesuai dengan instruksi yang tertulis dalam Taurat.
Perayaan Paskah adalah peringatan akan pembebasan umat Israel dari perbudakan di Mesir. Ini adalah perayaan yang sarat makna, melambangkan pengorbanan, penebusan, dan awal yang baru. Dalam konteks ayat ini, perayaan Paskah yang dilakukan Yosia bukan hanya sekadar mengikuti tradisi, tetapi merupakan penegasan kembali iman mereka kepada satu-satunya Tuhan yang telah menyelamatkan mereka. Keunikan dan kemegahan perayaan ini, seperti yang disebutkan dalam ayat, menunjukkan betapa besar keseriusan dan antusiasme yang ditunjukkan oleh raja dan seluruh umat dalam mendekatkan diri kembali kepada Tuhan.
Hal ini memberikan pelajaran berharga bagi kita di masa kini. Seringkali, kita mungkin juga merasa telah menjauh dari Tuhan, tersesat dalam kesibukan duniawi, atau bahkan mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran. Namun, seperti Yosia, kita memiliki kesempatan untuk melakukan pertobatan. Kita dapat kembali membaca dan merenungkan firman Tuhan, memurnikan hati kita, dan memperbaharui komitmen kita kepada-Nya. Perayaan Paskah di masa Yosia adalah lambang dari pemulihan hubungan yang rusak dengan Tuhan, sebuah gambaran akan anugerah dan pengampunan yang selalu tersedia bagi mereka yang mau berbalik.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa tidak ada jarak yang terlalu jauh untuk kembali kepada Tuhan. Dengan kerendahan hati, kesediaan untuk belajar, dan semangat untuk mematuhi kehendak-Nya, kita pun dapat mengalami pemulihan dan sukacita rohani yang mendalam. Kembalinya ibadah Paskah ke standar yang benar menjadi bukti bahwa kesetiaan kepada Tuhan selalu membawa berkat, bahkan setelah periode kegelapan dan penyimpangan yang panjang.