"Dan raja memerintahkan kepada semua orang Yehuda dan Yerusalem untuk berkumpul menghadap TUHAN di rumah TUHAN, bersama dengan semua orang dari suku Yehuda dan dari Yerusalem, para imam dan para nabi, dan seluruh rakyat, baik yang besar maupun yang kecil. Lalu ia membacakan di telinga mereka segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN."
Ayat 2 Raja-raja 23:5 ini membawa kita pada momen krusial dalam sejarah Israel, yaitu masa pemerintahan Raja Yosia. Yosia naik takhta dalam usia yang masih muda, sekitar delapan tahun, dan menjadi salah satu raja terbaik yang pernah memerintah Yehuda. Ia dikenal karena kesetiaan dan usahanya untuk mengembalikan bangsa itu kepada penyembahan kepada TUHAN setelah bertahun-tahun berada di bawah pengaruh raja-raja sebelumnya yang menyimpang.
Konteks di balik ayat ini adalah penemuan kitab Taurat yang tersembunyi di Bait Suci saat sedang dilakukan renovasi. Penemuan ini menjadi titik balik yang dramatis. Hilangnya atau tidak digunakannya kitab suci ini selama beberapa generasi menunjukkan betapa jauhnya bangsa itu dari ajaran dan perintah Allah.
Ketika raja Yosia mendengar firman yang tertulis dalam kitab itu, ia merobek pakaiannya, sebuah tanda kesedihan dan penyesalan yang mendalam. Reaksinya bukanlah sekadar emosional, melainkan memicu sebuah gerakan kebangunan rohani yang luar biasa. Ia tidak menyimpan penemuan ini untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, ia segera memerintahkan seluruh rakyat Yehuda dan Yerusalem, tanpa terkecuali, untuk berkumpul. Perintah ini mencakup semua lapisan masyarakat: para imam yang seharusnya menjadi penjaga hukum, para nabi yang seharusnya menjadi penyampai pesan Tuhan, serta seluruh rakyat, baik yang terhormat maupun yang biasa.
Tujuannya jelas: untuk mendengarkan dan memahami kembali firman Tuhan yang telah lama dilupakan. Yosia melakukan pembacaan yang khidmat dari kitab perjanjian itu di hadapan semua orang. Ini adalah tindakan yang berani dan penuh determinasi untuk mengembalikan umat Tuhan ke jalan yang benar. Ayat ini menggambarkan pentingnya kepemimpinan yang saleh dan bagaimana firman Tuhan seharusnya menjadi pusat kehidupan bangsa.
Perintah Yosia untuk berkumpul dan mendengarkan kitab Taurat adalah sebuah seruan untuk kembali kepada dasar iman mereka. Ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah komitmen untuk mereformasi diri dan masyarakat. Kebangkitan iman yang dipicu oleh penemuan kitab dan kepemimpinan Yosia membawa dampak besar. Pemurnian ibadah, penghancuran berhala, dan pemulihan ketaatan kepada TUHAN menjadi ciri khas masa pemerintahannya.
Kisah ini memberikan pelajaran yang sangat relevan bagi kita hingga hari ini. Ia mengingatkan kita akan nilai tak terhingga dari Firman Tuhan. Ketika firman Tuhan dipinggirkan, kebingungan moral dan penyimpangan rohani bisa dengan mudah merajalela. Seperti Yosia, kita dipanggil untuk menghargai, mempelajari, dan menerapkan ajaran Kitab Suci dalam kehidupan pribadi dan komunal kita. Ketaatan kepada Tuhan, yang berpangkal pada pemahaman akan firman-Nya, adalah kunci untuk pemulihan, kedamaian, dan berkat sejati. Pembacaan ayat 2 Raja-raja 23:5 adalah pengingat kuat tentang kekuatan transformatif firman Tuhan dan pentingnya mendengarkannya dengan hati yang terbuka.