Kisah yang tercatat dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 6 ini membawa kita pada sebuah peristiwa dramatis yang dialami oleh Nabi Elisa. Bangsa Aram, di bawah pimpinan Raja Ben-Hadad, telah mengepung kota Dotan dengan maksud menangkap Elisa. Pasukan Aram begitu besar dan kuat, sementara para hamba Elisa hanya melihat ancaman yang mengerikan di depan mata. Ketakutan pasti melanda hati hamba itu ketika ia berseru kepada Elisa, "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?" Pertanyaan ini mencerminkan keputusasaan dan ketidakberdayaan di hadapan kekuatan yang tampaknya tak tertandingi.
Namun, jawaban Elisa sungguh luar biasa. Ia berkata, "Janganlah takut, sebab lebih banyak mereka yang menyertai kita daripada mereka yang menyertai mereka." Pernyataan ini mungkin terdengar aneh dan tidak logis bagi orang yang hanya mengandalkan penglihatan mata. Bagaimanakah mungkin kekuatan mereka yang menyertai Elisa lebih banyak, sementara yang terlihat hanyalah segelintir orang Israel dan tentara Aram yang menggunung? Di sinilah iman berbicara melampaui apa yang bisa dilihat oleh mata jasmani.
Elisa tidak hanya mengandalkan kata-kata penghiburan. Ia segera berdoa kepada Tuhan, memohon agar Tuhan membuka mata hamba-Nya untuk melihat kebenaran yang tersembunyi. Dan terjadilah mukjizat: Tuhan membukakan mata hamba itu, dan ia melihat bahwa seluruh perbukitan di sekeliling Elisa penuh dengan kereta kuda dan tentara berapi-api Tuhan. Pasukan surgawi ini tak terlihat oleh mata manusia biasa, namun keberadaannya menjadi jaminan perlindungan yang mutlak.
Ayat 2 Raja-raja 6:18 sendiri mengungkapkan cara Tuhan campur tangan secara langsung dalam situasi genting ini. Ketika pasukan Aram maju untuk menangkap Elisa, ia memohon kepada Tuhan, "Ya TUHAN, pukullah buta orang-orang ini." Permintaan ini bukan didasari oleh dendam, melainkan oleh kebijaksanaan ilahi untuk menetralisir ancaman tanpa pertumpahan darah yang tidak perlu. Tuhan mengabulkan doa Elisa, dan seluruh pasukan Aram menjadi buta. Kebingungan dan ketakutan pasti melanda mereka ketika mereka tidak dapat melihat apa pun.
Kisah ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita di masa kini. Pertama, iman bukanlah sekadar keyakinan pasif, melainkan kekuatan aktif yang memampukan kita melihat melampaui kesulitan yang terlihat. Di tengah tantangan hidup, seringkali kita hanya melihat masalah tanpa menyadari bahwa Tuhan memiliki solusi yang tak terduga. Kedua, Tuhan selalu menyertai umat-Nya, bahkan ketika kita merasa sendirian atau kalah jumlah. Pasukan surgawi siap membela mereka yang percaya.
Ketiga, doa memiliki kekuatan yang luar biasa. Doa Elisa bukanlah mantra, melainkan komunikasi yang tulus kepada Tuhan yang Mahakuasa. Permohonannya untuk membutakan musuh adalah tindakan strategis ilahi yang menunjukkan bahwa Tuhan peduli pada detail kehidupan umat-Nya. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap situasi yang tampak suram, ada kemungkinan campur tangan ilahi yang dapat mengubah segalanya. Kebuta-na-an yang dialami pasukan Aram adalah bentuk perlindungan bagi Elisa dan umat Tuhan, sebuah strategi yang tidak dapat dipahami oleh pikiran manusia semata.
Dengan demikian, 2 Raja-raja 6:18 bukan sekadar narasi sejarah, melainkan sebuah pengingat abadi tentang kasih, perlindungan, dan kuasa Tuhan yang tak terbatas bagi mereka yang berseru kepada-Nya dalam iman.