Kisah dalam kitab 2 Raja-raja pasal 6 menceritakan tentang bagaimana Nabi Elisa membongkar siasat raja Aram untuk menangkapnya. Ketika raja Aram mengetahui bahwa pelariannya telah diketahui, ia menjadi murka dan memerintahkan pasukannya untuk mengepung kota Dotan tempat Elisa berada. Pagi-pagi benar, ketika hamba Elisa melihat pasukan musuh yang besar, ia menjadi sangat ketakutan dan bertanya kepada tuannya, "Celakalah kita, tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?"
Namun, respons Elisa sungguh luar biasa dan penuh keyakinan. Ia berkata, "Jangan takut, sebab lebih banyak mereka yang menyertai kita dari pada mereka yang menyertai mereka." (2 Raja-raja 6:16). Elisa kemudian berdoa agar mata hamba itu dibukakan, dan ketika hal itu terjadi, ia melihat bahwa bukit itu penuh dengan kuda dan kereta berapi di sekeliling Elisa. Ini adalah gambaran nyata dari perlindungan ilahi yang seringkali tidak terlihat oleh mata jasmani kita.
Setelah kejadian itu, pasukan Aram turun mendatangi Elisa. Elisa berdoa, "Ya TUHAN, butakanlah kiranya orang-orang ini." Dan TUHAN mengabulkan doa Elisa, sehingga mereka buta. Kemudian, Elisa membawa mereka ke Samaria, ibukota Israel. Sesampainya di Samaria, Elisa kembali berdoa kepada Tuhan agar mata mereka dibukakan. Ketika mata mereka dibukakan, mereka melihat diri mereka berada di tengah-tengah musuh, yaitu di Samaria.
Di sinilah ayat 2 Raja-raja 6:23 menjadi puncak dari peristiwa tersebut. Raja Israel, ketika melihat musuh yang telah ditangkap, bertanya kepada Elisa, "Apakah akan kubunuh mereka, ya bapaku?" Elisa menjawab, "Janganlah kau bunuh mereka. Jika engkau menawan musuhmu dengan pedang dan panahmu, apakah engkau akan membunuh mereka? Tetapi berikanlah roti dan air kepada mereka, supaya mereka makan dan minum, lalu pulang kepada raja mereka." Jawaban Elisa ini menunjukkan belas kasihan dan kebijaksanaan ilahi. Ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan dengan kebaikan.
Tindakan raja Israel yang mengikuti nasihat Elisa sangatlah penting. Ayat tersebut melanjutkan, "Lalu raja itu berkata: 'Baiklah, pergilah.' Maka raja itu menyuruh memanggil orang-orang itu, kemudian setelah ia berkata-kata dengan mereka, ia menyuruh mereka pulang ke raja mereka dengan selamat." Raja Israel tidak hanya membebaskan mereka, tetapi juga mengadakan perjamuan besar bagi mereka. Ini adalah manifestasi nyata dari anugerah dan pengampunan. Tindakan ketaatan pada firman Tuhan, bahkan ketika tampaknya berlawanan dengan logika manusia, mendatangkan berkat. Raja Israel telah menunjukkan kemurahan hati dan kerelaan untuk mengampuni, yang pada akhirnya akan membawa dampak positif, bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi bangsanya. Perjamuan besar dan pengiriman mereka pulang dengan selamat bukanlah akhir dari cerita, tetapi awal dari sebuah kesadaran baru bagi raja Aram tentang sifat belas kasih raja Israel dan Tuhan yang menyertainya. Ketaatan yang tulus, bahkan dalam menghadapi musuh, akan selalu menghasilkan berkat dan kemuliaan bagi nama Tuhan.