2 Raja-raja 9:5 - Pesan Nabi untuk Pemberontakan

"Beginilah firman TUHAN: 'Aku telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel.' "

Jati Diri Raja Baru Dari Sang Nabi

Kisah yang tercatat dalam kitab 2 Raja-raja pasal 9, ayat 5, merupakan momen krusial yang menandai titik balik dalam sejarah Israel. Ayat ini bukan sekadar pengumuman, melainkan sebuah perintah ilahi yang disampaikan melalui seorang nabi, yang ditujukan kepada seorang perwira muda bernama Yehu. Perintah ini adalah penegasan dan delegasi otoritas raja, sebuah momen yang sarat dengan makna spiritual dan politik. Ayat ini berbunyi, "Beginilah firman TUHAN: 'Aku telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel.'" Pernyataan sederhana ini membawa beban konsekuensi yang luar biasa, memicu sebuah pemberontakan yang akan mengubah garis suksesi kerajaan.

Pada masa itu, Kerajaan Israel sedang dilanda ketidakstabilan dan kepemimpinan yang lemah, sering kali diwarnai oleh penyembahan berhala dan ketidakadilan. Raja Yoram, penguasa saat itu, telah menorehkan catatan yang buruk di hadapan Tuhan, meneruskan warisan kejahatan dari ibunya, Izebel. Dalam konteks inilah, Tuhan memilih untuk bertindak. Melalui seorang nabi dari para nabi, pesan penting ini disampaikan kepada Yehu. Pengurapan adalah ritual kuno yang menunjukkan penunjukan ilahi untuk tugas tertentu, dalam hal ini, menjadi raja. Ini bukan sekadar pengakuan atas kemampuan Yehu, tetapi sebuah mandat langsung dari Tuhan.

Pesan ini diberikan dalam keadaan yang agak dramatis. Sang nabi, diperintahkan oleh Tuhan, pergi untuk mengurapi Yehu di tengah-tengah para perwira lain. Sifat mendadak dan rahasia dari pertemuan ini menunjukkan betapa pentingnya misi ini dan kerahasiaan yang diperlukan untuk melaksanakannya. Setelah melakukan pengurapan, sang nabi segera menyampaikan firman Tuhan yang tegas dan jelas: Yehu telah dipilih untuk menghakimi rumah Ahab, termasuk Raja Yoram dan Izebel, serta membasmi kemurtadan dari Israel. Ayat 5 menjadi dasar dan justifikasi dari seluruh gerakan pemberontakan yang dipimpin oleh Yehu.

Konsekuensi dari firman ini sangatlah besar. Yehu, yang semula adalah seorang komandan kereta perang yang loyal kepada rajanya, kini diberi tugas untuk menggulingkan kekuasaan yang ada. Pengurapan ini memberinya legitimasi ilahi untuk melakukan tindakan yang drastis. Peristiwa yang mengikuti ayat ini adalah serangkaian peristiwa yang penuh kekerasan dan pembersihan, di mana Yehu melaksanakan mandat Tuhan dengan kejam, membasmi seluruh keturunan Ahab dan para penyembah Baal. Ini adalah contoh bagaimana firman Tuhan, ketika disampaikan melalui utusan-Nya, dapat menggerakkan sejarah dan membawa penghakiman serta pemulihan dalam tatanan masyarakat.

Pesan dalam 2 Raja-raja 9:5 mengingatkan kita akan kedaulatan Tuhan atas semua kerajaan dan hati para pemimpin. Tuhan tidak hanya peduli pada aspek spiritual, tetapi juga pada keadilan dan kebenaran dalam pemerintahan manusia. Meskipun cara pelaksanaannya bisa tampak keras dan penuh gejolak, ini adalah bukti bahwa Tuhan bertindak untuk membersihkan umat-Nya dari kejahatan yang merusak. Pengurapan Yehu menjadi simbol perubahan besar, sebuah panggilan untuk ketaatan mutlak kepada firman Tuhan, bahkan ketika itu berarti menghadapi konsekuensi yang berat.