Ayat 2 Tawarikh 2:15 adalah sebuah pengakuan iman yang mendalam, diucapkan oleh Hiram, raja Tirus, sebagai respons terhadap permohonan Raja Salomo untuk mendapatkan bahan dan tenaga ahli dalam pembangunan Bait Allah di Yerusalem. Pengakuan ini bukan sekadar basa-basi, melainkan cerminan dari pengakuan yang tulus terhadap kekuasaan dan kebesaran Allah Israel.
Raja Hiram mengakui bahwa Allah Israel adalah Pencipta langit dan bumi. Pernyataan ini menunjukkan betapa agungnya Sang Pencipta di mata bangsa-bangsa lain, bahkan yang bukan merupakan umat pilihan. Ini menegaskan bahwa keilahian Allah Israel melampaui batas-batas geografis dan etnis, menjangkau seluruh ciptaan. Keagungan ini menjadi dasar kekaguman dan rasa hormat Hiram.
Lebih lanjut, Hiram secara spesifik memuji Allah karena telah mengaruniakan kepada Raja Daud seorang anak laki-laki yang luar biasa: Salomo. Pengakuan ini menyoroti dua kualitas utama Salomo yang disebutkan: "berakal budi, bijaksana dan berakal budi." Frasa ini diulang untuk menekankan kedalaman kebijaksanaan dan kecerdasan Salomo. Allah tidak hanya menganugerahkan takhta kepada Daud, tetapi juga melengkapinya dengan keturunan yang memiliki kapasitas luar biasa untuk melanjutkan karya besar warisannya.
Peran Salomo yang diakui oleh Hiram adalah sebagai penerus yang akan "mendirikan rumah bagi TUHAN." Ini adalah tujuan utama proyek pembangunan yang sedang diinisiasi oleh Salomo. Bait Allah bukan sekadar bangunan fisik, melainkan simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya, tempat ibadah, persembahan, dan penyembahan. Kemampuan Salomo untuk memimpin proyek sebesar itu dilihat sebagai anugerah ilahi.
Selain itu, Hiram juga mengakui bahwa Salomo akan "mendirikan rumah kerajaan bagi dirinya sendiri." Ini menunjukkan pemahaman bahwa kepemimpinan yang kuat dan stabil memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Pembangunan istana raja seiring dengan pembangunan Bait Allah menunjukkan bahwa kemuliaan Allah dan kesejahteraan kerajaan berjalan beriringan. Keduanya saling melengkapi dan menunjukkan tatanan yang diatur oleh Allah.
Apa yang bisa kita pelajari dari ayat ini? Pertama, bahwa pengakuan atas kebesaran Tuhan dapat datang dari berbagai kalangan, bahkan dari mereka yang tidak secara langsung menjadi bagian dari umat perjanjian. Kedua, bahwa kebijaksanaan dan kemampuan yang dimiliki seseorang adalah anugerah dari Tuhan. Ketiga, bahwa tujuan utama karya dan usaha kita seharusnya adalah untuk kemuliaan Tuhan, termasuk dalam membangun tempat untuk ibadah-Nya dan membangun kehidupan yang tertata dengan baik.
Ayat 2 Tawarikh 2:15 mengingatkan kita untuk selalu mengakui Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan, menyadari bahwa setiap karunia dan kesempatan yang kita terima berasal dari-Nya. Marilah kita juga meneladani Salomo dalam menggunakan karunia hikmat untuk membangun sesuatu yang berkenan di hadapan Tuhan dan bermanfaat bagi sesama.