2 Tawarikh 3:4

"Zaman dahulu, tiang yang panjangnya tiga puluh lima hasta itu didirikannya di balairung muka, dan tingginya lima hasta, serta dilingkari dan dihiasi dengan untaian bunga bakung dari tembaga." Ilustrasi Pilar Bait Allah Pilar Pilar

Simbol visual dari dua pilar megah yang menghiasi pintu masuk Bait Suci.

Keagungan Bait Allah

Ayat 2 Tawarikh 3:4 membawa kita pada gambaran kemegahan dan keindahan arsitektur Bait Allah yang dibangun pada masa Raja Salomo. Fokus ayat ini adalah pada dua pilar tembaga yang monumental, yang didirikan di balairung muka, tepat di depan pintu masuk utama. Deskripsi ini bukan sekadar catatan teknis, melainkan menekankan aspek simbolis dan estetika dari tempat ibadah yang paling sakral bagi bangsa Israel.

Pilar-pilar ini digambarkan memiliki panjang yang sangat signifikan, yaitu tiga puluh lima hasta. Dalam konteks historis, satu hasta kira-kira setara dengan panjang lengan dari siku hingga ujung jari, yang ukurannya bisa bervariasi tetapi umumnya sekitar 45-50 cm. Maka, pilar-pilar ini tingginya bisa mencapai sekitar 15-18 meter. Ketinggian yang luar biasa ini tentu saja memberikan kesan kokoh, agung, dan mengundang rasa hormat bagi siapapun yang melihatnya. Keberadaan pilar ganda ini bukan hanya sekadar penopang, melainkan juga sebagai penanda visual yang kuat dari sebuah tempat yang istimewa.

Selain ukurannya yang mencolok, ayat ini juga menyebutkan detail penghiasannya. Pilar-pilar ini dilingkari dan dihiasi dengan untaian bunga bakung dari tembaga. Bunga bakung secara simbolis sering dikaitkan dengan kesucian, keindahan, dan kemakmuran. Penggunaan tembaga untuk ornamen ini menunjukkan kekayaan sumber daya yang digunakan dalam pembangunan Bait Allah. Tembaga sendiri adalah logam yang kuat dan memiliki kilau khas. Desain bunga bakung yang melingkari pilar menambah sentuhan artistik yang lembut dan harmonis, kontras dengan kekokohan pilar itu sendiri. Ketinggian lima hasta pada hiasan ini menunjukkan bahwa ornamen tersebut ditempatkan pada bagian atas pilar, memberikan aksen visual yang menarik dan menjadi detail yang tak terlupakan.

Makna Simbolis dan Estetis

Keberadaan pilar-pilar ini melambangkan kekuatan dan kestabilan, sekaligus menjadi penanda yang jelas dari kehadiran Tuhan. Seperti halnya pilar-pilar yang kokoh menopang bangunan, iman dan kepercayaan kepada Tuhan menjadi fondasi bagi kehidupan umat-Nya. Ornamen bunga bakung menambahkan makna estetis yang mengingatkan pada keindahan ciptaan Tuhan dan kesucian yang harus dijaga dalam ibadah.

Penggambaran yang detail dalam 2 Tawarikh 3:4 memberikan gambaran yang hidup tentang Bait Allah yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ritual keagamaan, tetapi juga sebagai karya seni arsitektur yang mengagumkan. Kemegahan ini mencerminkan kemuliaan Tuhan yang hadir di tengah umat-Nya. Penggunaan material berkualitas tinggi dan detail ornamen yang indah menunjukkan penghormatan dan pengabdian total dalam membangun rumah bagi Sang Pencipta.

Dalam konteks spiritual, pilar-pilar ini juga dapat diinterpretasikan sebagai simbol dari perjanjian kekal Tuhan dengan umat-Nya. Mereka berdiri teguh, mengingatkan akan janji-janji Tuhan yang tak tergoyahkan. Keindahan hiasannya mengajarkan bahwa dalam penyembahan, kita juga harus membawa keindahan hati dan kehidupan yang selaras dengan kehendak-Nya.