2 Tawarikh 4:10 - Doa Salomo untuk Kebijaksanaan dan Kemakmuran

"Sedang ia menyuruh mengangkut batu-batu untuk rumah TUHAN, ia berkata: "Marilah kita mendapat gading dan tembaga bagi rumah TUHAN."

Ayat 2 Tawarikh 4:10 membawa kita pada sebuah momen penting dalam sejarah pembangunan Bait Suci Yerusalem di bawah kepemimpinan Raja Salomo. Ayat ini secara spesifik menyoroti perintah Salomo untuk mengumpulkan bahan-bahan berharga, yaitu gading dan tembaga, yang akan digunakan dalam konstruksi rumah Tuhan. Namun, di balik penyebutan material semata, terkandung makna yang lebih dalam mengenai visi Salomo, dukungannya terhadap proyek monumental ini, dan implikasi yang lebih luas bagi Kerajaan Israel.

Pada masa itu, pembangunan Bait Suci bukan hanya sekadar proyek fisik. Ia adalah simbol kesetiaan umat Israel kepada Allah, pusat ibadah, dan manifestasi kebesaran kerajaan yang dianugerahkan Tuhan kepada Salomo. Pengumpulan bahan-bahan seperti gading, yang kemungkinan besar didatangkan dari negeri-negeri jauh melalui perdagangan, dan tembaga yang melimpah di wilayah tersebut, menunjukkan skala dan ambisi pembangunan yang luar biasa. Ini bukan proyek yang dibangun dengan seadanya, melainkan dengan perencanaan matang dan sumber daya yang signifikan.

Perintah Salomo untuk mengumpulkan gading dan tembaga dapat diinterpretasikan sebagai manifestasi dari doanya sebelumnya. Dalam 2 Tawarikh pasal 1, Salomo berdoa memohon hikmat dari Tuhan untuk dapat memimpin umat-Nya dengan baik. Doa ini dijawab Tuhan dengan limpahan hikmat dan kekayaan. Ayat 4:10 ini menunjukkan bagaimana hikmat yang diberikan Tuhan itu diwujudkan dalam tindakan yang bijaksana, yaitu memastikan bahwa pembangunan Bait Suci akan dilakukan dengan standar tertinggi dan kemegahan yang pantas untuk dipersembahkan kepada Yang Maha Kuasa. Gading yang mewah dan tembaga yang kokoh menjadi simbol keindahan, kekuatan, dan hormat kepada Allah.

Lebih jauh lagi, ayat ini juga bisa dilihat sebagai cerminan dari kemakmuran yang sedang dialami Kerajaan Israel di bawah pemerintahan Salomo. Keterlibatan dalam perdagangan internasional untuk mendapatkan gading menunjukkan bahwa Israel telah menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan. Kemampuan untuk mengumpulkan dan memproses tembaga dalam jumlah besar juga menandakan kemajuan teknologi dan industri yang dimiliki bangsa tersebut. Kemakmuran ini, tentu saja, tidak hanya untuk keuntungan pribadi raja atau bangsawan, tetapi secara langsung diarahkan untuk memuliakan Tuhan melalui pembangunan Bait Suci yang megah.

Dalam konteks yang lebih luas, 2 Tawarikh 4:10 mengajarkan kita tentang pentingnya memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Ketika kita memiliki sumber daya, baik itu waktu, talenta, maupun materi, kita dipanggil untuk menggunakannya demi kemuliaan-Nya dan pembangunan komunitas iman. Hal ini juga mengingatkan kita bahwa kesuksesan dan kemakmuran yang kita terima adalah anugerah yang patut disyukuri dan digunakan untuk tujuan yang lebih mulia, bukan hanya untuk kesenangan pribadi. Salomo, dengan hikmat yang dianugerahkan Tuhan, memahami hal ini dengan baik dan mengarahkan kekayaannya untuk membangun rumah Tuhan yang menjadi pusat rohani bagi seluruh umat.

Ayat ini menjadi pengingat bahwa setiap aspek kehidupan, termasuk pembangunan fisik dan pengumpulan sumber daya, dapat menjadi sarana untuk menunjukkan kesetiaan dan penghargaan kita kepada Sang Pencipta. Semangat keindahan, ketahanan, dan kemegahan yang tertanam dalam pemilihan material seperti gading dan tembaga, mencerminkan nilai-nilai yang ingin diwujudkan dalam persembahan kepada Tuhan.

JW

Simbol kemakmuran dan fondasi yang kokoh