Simbol Kedatangan Kristus
Simbol Kedatangan Kristus

2 Tesalonika 1:10 - Digenapi Saat Ia Datang

ketika Ia datang sebagai表示an kemuliaan-Nya untuk menyatakan kasih karunia-Nya itu pada hari kedatangan-Nya kelak, agar kamu menjadi heran di hadapan-Nya, dan agar kamu menjadi heran di hadapan-Nya dan memuliakan Dia, pada hari kedatangan-Nya kelak, agar kamu menjadi heran di hadapan-Nya dan memuliakan Dia.

Firman Tuhan dalam 2 Tesalonika 1:10 ini melukiskan sebuah gambaran yang penuh kuasa dan harapan mengenai kedatangan kembali Yesus Kristus. Ayat ini bukanlah sekadar ramalan sejarah, melainkan sebuah janji yang menginspirasi dan memotivasi umat percaya untuk hidup dalam kesucian dan iman. Inti dari ayat ini terletak pada dua aspek krusial: kedatangan Kristus dalam kemuliaan-Nya dan tujuan dari kedatangan tersebut.

Ketika dikatakan "ketika Ia datang sebagai表示an kemuliaan-Nya," ini merujuk pada manifestasi Kristus yang akan terjadi di akhir zaman. Kedatangan ini akan jauh berbeda dari kedatangan-Nya yang pertama di dunia dalam kerendahan hati. Kali ini, Ia akan hadir dalam segala kebesaran, keagungan, dan otoritas ilahi-Nya. Kemuliaan-Nya akan tersingkap sepenuhnya, menyatakan siapa Dia sebenarnya – Sang Raja segala raja dan Tuan segala tuan. Ini adalah momen yang dinanti-nantikan oleh setiap orang percaya, saat kebenaran dan keadilan ilahi akan ditegakkan secara sempurna. Gambaran kemuliaan ini seharusnya membangkitkan rasa hormat dan kekaguman yang mendalam dalam hati kita.

Lebih lanjut, ayat ini menekankan tujuan dari kedatangan mulia tersebut: "untuk menyatakan kasih karunia-Nya itu pada hari kedatangan-Nya kelak, agar kamu menjadi heran di hadapan-Nya dan memuliakan Dia." Sungguh luar biasa bahwa di tengah kemuliaan yang tak terhingga, fokus utama Kristus adalah untuk "menyatakan kasih karunia-Nya." Ini menunjukkan betapa berharganya kasih karunia Allah yang telah Ia berikan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Pada hari itu, umat percaya yang telah menerima kasih karunia tersebut akan berdiri di hadapan-Nya, bukan karena usaha atau jasa mereka sendiri, tetapi karena anugerah-Nya yang tak terukur.

Reaksi alami dari orang percaya saat melihat dan mengalami manifestasi kasih karunia ilahi secara penuh adalah "menjadi heran" dan "memuliakan Dia." Keheranan ini bukan keheranan yang kosong, melainkan kekaguman yang timbul dari kesadaran akan kebesaran anugerah yang telah diterima. Di hadapan Kristus yang mulia, umat-Nya akan dipenuhi dengan rasa syukur yang meluap, mengakui bahwa segala kemuliaan dan pujian layak hanya bagi-Nya. Ini adalah puncak dari hubungan antara Allah dan umat-Nya, sebuah persekutuan kekal dalam kemuliaan dan kasih karunia.

Ayat ini menjadi pengingat yang kuat bagi kita hari ini. Di tengah segala tantangan dan kesulitan hidup, kita diingatkan bahwa ada hari di mana segala sesuatu akan menjadi baru. Kristus akan datang kembali, dan pada saat itu, kasih karunia-Nya akan dinyatakan sepenuhnya. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk hidup dengan setia, memegang teguh iman, dan terus memuliakan nama-Nya. Kedatangan-Nya yang mulia adalah pengharapan kita, sebuah jaminan bahwa penderitaan saat ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (Roma 8:18). Biarlah kita mempersiapkan diri, hidup dalam kesucian, dan menanti kedatangan-Nya dengan hati yang penuh sukacita dan harapan.