Kehidupan manusia seringkali diwarnai oleh upaya untuk mencari dukungan, pengakuan, dan keuntungan dari pihak-pihak yang memiliki kekuasaan. Ayat Amsal 29:26 dengan tegas mengingatkan kita akan hal ini. "Banyak orang mencari muka kepada penguasa," sebuah ungkapan yang akrab terdengar, menggambarkan sebuah realitas sosial yang terus berulang. Kita melihatnya dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari lingkungan kerja, politik, hingga dalam interaksi sosial sehari-hari. Mencari muka, dalam konteks ini, seringkali diartikan sebagai upaya untuk menyenangkan, menjilat, atau melakukan segala cara demi mendapatkan simpati dan dukungan dari mereka yang berkedudukan lebih tinggi. Tujuannya jelas: untuk mendapatkan posisi yang lebih baik, kemudahan dalam urusan, atau sekadar menghindari masalah.
Namun, hikmat yang ditawarkan dalam ayat ini tidak berhenti pada pengamatan tersebut. Bagian kedua dari ayat ini memberikan sebuah kontras yang sangat penting dan menyejukkan: "tetapi keputusan yang adil datang dari TUHAN." Ini adalah sebuah pengingat fundamental bahwa di balik segala hiruk pikuk duniawi, segala upaya manusia untuk memanipulasi keadaan, ada sebuah otoritas tertinggi yang mengatur segala sesuatu. TUHAN adalah sumber segala keadilan yang sejati. Keputusan-Nya tidak dipengaruhi oleh pujian semu, kedekatan pribadi, atau tekanan politik. Keadilan-Nya murni, kekal, dan tak tergoyahkan.
Perbandingan ini mengajarkan kita sebuah pelajaran berharga tentang prioritas dan sumber harapan kita. Ketika kita terlalu fokus pada "mencari muka" kepada manusia, kita berisiko kehilangan pandangan akan kebenaran yang lebih besar. Ketergantungan kita bisa bergeser dari sumber kebaikan sejati kepada sumber yang sementara dan seringkali tidak dapat diandalkan. Manusia, bagaimanapun berkuasanya, tetaplah manusia. Mereka bisa berubah pikiran, memiliki bias, atau bahkan jatuh dalam kesalahan. Dukungan yang mereka berikan bisa bersifat kondisional dan sewaktu-waktu bisa ditarik kembali.
Sebaliknya, ketika kita meletakkan kepercayaan kita pada TUHAN, kita menemukan sumber keadilan yang tak tergoyahkan. Keputusan-Nya, meskipun terkadang sulit untuk dipahami pada saat itu, selalu berlandaskan pada kebenaran dan kebaikan-Nya yang sempurna. Ia melihat hati kita, niat kita, dan kebenaran yang sesungguhnya, bukan sekadar penampilan luar. Oleh karena itu, ayat ini mendorong kita untuk mengalihkan fokus kita. Alih-alih menghabiskan energi untuk menyenangkan penguasa duniawi, marilah kita mencari keadilan dan kebenaran dari TUHAN. Biarlah doa kita menjadi permohonan agar Ia menuntun setiap keputusan, bukan hanya bagi kita pribadi, tetapi juga bagi para pemimpin dan penguasa di dunia ini. Dengan demikian, kita dapat hidup dengan ketenangan dan keyakinan bahwa pada akhirnya, keadilan sejati akan ditegakkan oleh Sang Penguasa Tertinggi.