Amsal 9:15 - Panggilan Hikmat yang Jelas

"Ia berbicara kepada siapa saja yang lewat, kepadanya yang sedang sibuk dengan urusannya, seraya berkata:"

Kitab Amsal adalah sumber kebijaksanaan ilahi yang mendalam, menawarkan panduan praktis untuk menjalani kehidupan yang benar dan bermakna. Salah satu ayat yang menyoroti sifat panggilan hikmat adalah Amsal 9:15. Ayat ini menggambarkan hikmat, yang dipersonifikasikan, tidak berdiam diri atau menunggu untuk ditemukan. Sebaliknya, ia secara aktif keluar dan memanggil perhatian orang-orang yang sedang menjalani kehidupan sehari-hari mereka.

Penting untuk memahami konteks dari ayat ini. Hikmat ilahi, sebagaimana digambarkan dalam Amsal, berbeda dari pengetahuan semata atau kepintaran duniawi. Ia adalah pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip kebenaran, kesalehan, dan ketakutan akan Tuhan. Hikmat ini selalu tersedia bagi mereka yang mencarinya, tetapi ia juga tidak memaksa. Panggilannya bersifat mengundang, menawarkan janji kehidupan yang lebih baik dan lebih memuaskan.

Frasa "berbicara kepada siapa saja yang lewat" menekankan aksesibilitas hikmat. Ia tidak hanya berbicara kepada para nabi, imam, atau orang-orang terpilih. Ia berbicara kepada kita semua, dalam segala kesibukan dan aktivitas kita. Baik kita sedang dalam perjalanan menuju pekerjaan, sedang melakukan tugas rumah tangga, atau hanya menikmati waktu luang, suara hikmat dapat terdengar jika kita mau membuka hati dan pikiran kita. Ini adalah pengingat bahwa kesempatan untuk belajar dan bertumbuh dalam kebijaksanaan tidak terbatas pada waktu atau tempat tertentu.

Selanjutnya, ayat ini menyebutkan "kepadanya yang sedang sibuk dengan urusannya". Ini bisa diartikan sebagai gambaran manusia pada umumnya, yang sibuk dengan segala macam urusan duniawi—pekerjaan, keluarga, ambisi, dan kekhawatiran. Dalam hiruk pikuk kehidupan, seringkali mudah bagi kita untuk menjadi tuli terhadap panggilan yang lebih halus dan spiritual. Hikmat ilahi, namun, tidak mengabaikan kesibukan kita. Sebaliknya, ia datang di tengah-tengah kesibukan itu, menawarkan perspektif dan bimbingan yang dapat mengubah cara kita memandang dan menjalani urusan-urusan kita. Ia tidak meminta kita untuk meninggalkan semua tanggung jawab kita, tetapi untuk mendekatinya dengan hikmat.

Seruan "seraya berkata" mengindikasikan bahwa panggilan hikmat itu jelas dan langsung. Ini bukan sekadar bisikan samar, melainkan undangan yang jelas untuk merenungkan, belajar, dan bertindak sesuai dengan kebenaran. Amsal 9:15 menginspirasi kita untuk berhenti sejenak dari kesibukan kita dan mendengarkan suara hikmat yang selalu memanggil. Apakah kita siap untuk menjawab panggilan tersebut dan mengalami berkat-berkat yang dibawanya? Panggilan hikmat tersedia bagi semua orang yang bersedia mendengarkan.