Ayub 15:23

"Ia mengembara untuk mencari makanan; ia tahu bahwa kegelapan dunia sudah tersedia."

Ayat dari Kitab Ayub ini, tepatnya pasal 15 ayat 23, menawarkan sebuah gambaran yang kuat tentang kondisi seseorang yang hidup dalam kegelapan rohani atau kekacauan batin. Perkataan ini seringkali diucapkan dalam konteks dialog Ayub dengan teman-temannya, di mana Elifaz menggambarkan nasib orang fasik yang jauh dari Tuhan.

Frasa "Ia mengembara untuk mencari makanan" menyiratkan sebuah pencarian yang sia-sia dan penuh keputusasaan. Makanan adalah simbol kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, sumber energi, dan kepuasan. Namun, ketika pencarian makanan ini menjadi sebuah "pengembaraan" tanpa tujuan yang jelas, itu menunjukkan bahwa sumber pemenuhan yang dicari tidak dapat ditemukan di tempat yang seharusnya. Ini bisa diartikan sebagai usaha manusia untuk mencari makna, kebahagiaan, atau kedamaian sejati di luar sumbernya yang ilahi. Segala upaya tersebut pada akhirnya akan terasa hampa dan tidak memuaskan.

Lebih jauh lagi, ayat ini menambahkan, "ia tahu bahwa kegelapan dunia sudah tersedia." Pengakuan diri akan adanya "kegelapan dunia" ini sangatlah signifikan. Ini bukan sekadar ketidaktahuan, melainkan kesadaran bahwa ada sesuatu yang sangat kelam dan tidak menyenangkan yang menanti. Kegelapan di sini melambangkan kebinasaan, hukuman, ketidakpastian, dan keterpisahan dari terang kehidupan. Orang yang dikisahkan dalam ayat ini memiliki intuisi atau pemahaman bahwa jalannya mengarah pada kehancuran, namun ia terus melangkah di dalamnya.

Konteks ayat ini dalam Kitab Ayub menyoroti perbedaan antara orang yang benar dan orang fasik. Orang fasik, meskipun mungkin tampak menikmati kemakmuran sementara, pada akhirnya akan menghadapi konsekuensi dari perbuatannya. Mereka mungkin mencoba untuk membenarkan diri atau mencari jalan keluar dari kesulitan mereka, tetapi usaha tersebut akan menemui jalan buntu. Sebaliknya, bagi orang yang hidup dalam kebenaran dan dekat dengan Tuhan, ada harapan, terang, dan kedamaian yang sejati.

Ayat Ayub 15:23 mengingatkan kita akan pentingnya mencari sumber kehidupan dan kebenaran yang tepat. Ketika kita mengembara mencari kepuasan di tempat yang salah, kita hanya akan mendapati kekosongan dan kegelapan yang semakin pekat. Kesadaran akan kegelapan yang menanti seharusnya menjadi panggilan untuk segera berbalik arah, mencari terang kebenaran dan hikmat yang sejati, yang hanya dapat ditemukan dalam relasi yang benar dengan Sang Pencipta. Hikmat ilahi menawarkan arah yang jelas dan terang benderang, jauh dari pengembaraan tanpa akhir dalam kegelapan.

Terang dalam Gelap

Gambar: Simbol pencarian dan penerangan di tengah ketidakpastian.