Dan Engkau akan memberi makan mereka dengan gandum yang terbaik dan memuaskan mereka dengan madu dari bukit batu.
Kitab Bilangan, sebuah bagian fundamental dari Taurat, sering kali berisi catatan rinci mengenai perjalanan umat Israel di padang gurun. Salah satu pasal yang signifikan adalah Bilangan 26. Pasal ini terutama berfokus pada sensus kedua yang dilakukan oleh Musa atas perintah Tuhan. Sensus ini dilaksanakan setelah peristiwa-peristiwa penting, termasuk pemberontakan Korah dan malapetaka yang mengikuti, serta setelah umat Israel melewati tahun-tahun pengembaraan mereka di padang gurun.
Tujuan utama dari sensus kedua ini adalah untuk menghitung kembali keturunan Israel yang layak untuk memasuki Tanah Perjanjian. Ini bukan sekadar pencatatan demografis, melainkan juga merupakan penegasan kembali janji Tuhan dan penerus-penerus janji tersebut. Hasil sensus ini menunjukkan penurunan jumlah dari sensus pertama, yang mencerminkan kematian generasi tua yang telah menyaksikan Keluaran dari Mesir namun tidak memiliki iman yang cukup untuk memasuki Tanah Perjanjian. Bilangan 26 memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana Tuhan tetap setia pada janji-Nya untuk memberikan tanah kepada keturunan Abraham, meskipun harus melalui generasi yang berbeda.
Berbeda dengan Bilangan 26 yang bersifat sensus, Bilangan 31 menceritakan kisah kampanye militer Israel melawan orang Midian. Peristiwa ini terjadi menjelang akhir pengembaraan mereka di padang gurun, dan merupakan tanggapan terhadap tindakan provokasi orang Midian, yang bekerja sama dengan Moab untuk menggoda orang Israel menyembah berhala dan terlibat dalam kebejatan (seperti yang dicatat dalam pasal sebelumnya, Bilangan 25). Tuhan memerintahkan Musa untuk membalas orang Midian atas apa yang telah mereka lakukan terhadap umat-Nya.
Ayat-ayat dalam Bilangan 31 menggambarkan bagaimana orang Israel, di bawah kepemimpinan Pinehas, berhasil mengalahkan orang Midian dan membunuh para pemimpin mereka, termasuk para raja. Peristiwa ini memiliki beberapa implikasi penting. Pertama, ini menegaskan kedaulatan Tuhan atas semua bangsa dan hukuman-Nya terhadap kejahatan. Kedua, ini menunjukkan pentingnya menjaga kemurnian umat Tuhan dari pengaruh-pengaruh yang menyesatkan. Ketiga, pasal ini juga menetapkan aturan mengenai pembagian harta rampasan perang dan pemurnian orang-orang yang telah bersentuhan dengan sesuatu yang najis, termasuk mereka yang bertanggung jawab dalam pertempuran.
Meskipun Bilangan 26 dan 31 menceritakan peristiwa yang berbeda, keduanya saling melengkapi dalam narasi Kitab Bilangan. Bilangan 26 mencatat generasi yang tersisa dan siap mewarisi janji, sementara Bilangan 31 menunjukkan bagaimana Tuhan membersihkan jalan bagi mereka dengan menghilangkan musuh-musuh yang mengancam stabilitas dan kesucian mereka. Kedua pasal ini secara bersama-sama menekankan tema-tema kedaulatan Tuhan, kesetiaan-Nya pada janji, pentingnya ketaatan, dan konsekuensi dari dosa serta pemberontakan.
Bagi pembaca modern, pasal-pasal ini menawarkan pelajaran tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam sejarah untuk menggenapi rencana-Nya. Ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga integritas rohani dan moral, serta bahaya dari kompromi dengan dunia yang sering kali menawarkan kesenangan sesaat namun berujung pada kehancuran. Memahami konteks dan makna dari bilangan 26 dan 31 membantu kita menghargai lebih dalam perjalanan iman bangsa Israel dan pelajaran berharga yang dapat dipetik dari pengalaman mereka.