"Sebab itu kamu tidak boleh membiarkan bani Ruben dan bani Gad masuk ke dalam negeri Kanaan, melainkan kamu harus menyuruh mereka menyeberangi sungai Yordan dengan membawa perlengkapan perangmu, dan mereka harus membantu bani Israel sampai tanah milik yang telah dijanjikan kepada mereka."
Ayat Bilangan 32:7 merupakan bagian dari kisah penting dalam Perjanjian Lama mengenai pembagian tanah perjanjian bagi bangsa Israel. Setelah bertahun-tahun mengembara di padang gurun, bangsa Israel akhirnya berdiri di ambang pintu Tanah Perjanjian. Namun, sebelum mereka sepenuhnya memasuki Kanaan, dua suku, yaitu bani Ruben dan bani Gad, mendekati Musa dengan permintaan yang tidak biasa. Mereka meminta agar diberi tanah milik di sisi timur sungai Yordan, bukan di tanah Kanaan yang dijanjikan. Permintaan ini muncul karena mereka memiliki banyak ternak dan melihat bahwa daerah di timur Yordan sangat cocok untuk penggembalaan.
Permintaan ini menimbulkan kegelisahan di antara para pemimpin suku lainnya. Kekhawatiran utama adalah bahwa jika bani Ruben dan bani Gad menetap di luar Kanaan, mereka mungkin tidak akan berpartisipasi dalam perjuangan perebutan dan penguasaan tanah Kanaan yang dijanjikan. Hal ini bisa melemahkan kekuatan militer Israel secara keseluruhan. Musa pada awalnya marah, menganggap permintaan tersebut sebagai tanda ketidakpercayaan terhadap janji Tuhan.
Di sinilah ayat Bilangan 32:7 muncul sebagai sebuah solusi dan penegasan. Ayat ini bukanlah sekadar peringatan, melainkan sebuah perjanjian yang memuat syarat. Musa menegaskan bahwa bani Ruben dan bani Gad boleh mendapatkan tanah di sisi timur Yordan, tetapi dengan satu syarat mutlak: mereka harus terlebih dahulu menyeberangi sungai Yordan bersama dengan saudara-saudara mereka dari suku-suku lain, dan turut serta dalam pertempuran untuk merebut tanah Kanaan. Mereka harus membantu bani Israel sampai seluruh bangsa berhasil mendapatkan tanah milik mereka.
Pesan ini sangat kuat. Ini adalah tentang tanggung jawab bersama dan kesetiaan. Meskipun mereka mendapatkan hak atas tanah di luar Kanaan, mereka tidak dibebaskan dari kewajiban mereka terhadap seluruh bangsa Israel. Ini menunjukkan bahwa persatuan dan dukungan timbal balik adalah kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan yang lebih besar. Konsep bilangan 32 7 mengingatkan kita bahwa hak atau keuntungan pribadi tidak boleh mengabaikan tanggung jawab komunal dan kesepakatan yang telah dibuat.
Kisah dan ayat bilangan 32 7 memiliki relevansi yang mendalam bagi kehidupan kita saat ini. Dalam banyak aspek kehidupan, kita mungkin dihadapkan pada situasi di mana kita perlu membuat pilihan antara keuntungan pribadi dan komitmen terhadap kelompok atau tujuan bersama. Entah itu dalam keluarga, tempat kerja, komunitas, atau bahkan dalam skala yang lebih luas seperti negara, prinsip kesetiaan dan tanggung jawab bersama tetap berlaku.
Ayat ini mengajarkan pentingnya menepati janji dan tidak lari dari tanggung jawab, bahkan ketika ada tawaran yang terlihat lebih mudah atau menguntungkan secara individu. Kepercayaan dibangun melalui tindakan konsisten dan kesediaan untuk berkontribusi pada kesejahteraan bersama. Seperti bani Ruben dan Gad yang harus membuktikan kesetiaan mereka sebelum menikmati hak mereka, kita pun dipanggil untuk menunjukkan dedikasi kita pada tujuan yang lebih besar, sebelum benar-benar menikmati buah dari usaha kolektif tersebut. Ini adalah pelajaran tentang integritas, solidaritas, dan pentingnya kemitraan yang kuat untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Pesan dalam bilangan 32 7 adalah pengingat abadi tentang kekuatan persatuan dan janji yang ditepati.