Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; dan pada waktu itu suku Dan mencari tanah miliknya untuk dihuni, karena sampai pada waktu itu belum jatuh tanah miliknya di antara suku-suku Israel.
Ayat pembuka dalam Kitab Hakim pasal 18 ini menyajikan gambaran menarik tentang kondisi bangsa Israel pada periode tersebut. Frasa kunci, "Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel," menggarisbawahi anarki dan kurangnya kepemimpinan terpusat yang menjadi ciri khas periode Hakim-hakim. Tanpa figur otoritas tunggal yang kuat, setiap suku harus mengurus urusannya sendiri, termasuk dalam hal perluasan wilayah dan keamanan. Hal ini menciptakan sebuah lanskap di mana kekuatan suku dan kemampuan masing-masing untuk mempertahankan diri menjadi sangat penting.
Kondisi ini secara langsung berkaitan dengan situasi yang dihadapi oleh suku Dan. Ayat tersebut menyatakan bahwa suku Dan sedang mencari "tanah miliknya untuk dihuni." Ini menyiratkan bahwa wilayah yang awalnya dialokasikan atau yang mereka kuasai tidak lagi memadai, atau mungkin mereka belum berhasil mendapatkan wilayah yang layak dan aman untuk ditinggali. Kebutuhan akan tanah adalah fundamental bagi keberlangsungan hidup suatu suku, baik untuk pertanian, peternakan, maupun tempat tinggal yang aman dari ancaman eksternal.
Fakta bahwa "sampai pada waktu itu belum jatuh tanah miliknya" menunjukkan adanya kesulitan yang mereka hadapi. Ini bisa berarti bahwa wilayah yang mereka inginkan sudah dihuni oleh bangsa lain yang lebih kuat, atau bahwa distribusi tanah warisan dari Yosua belum tuntas atau tidak menguntungkan bagi mereka. Ketidakpastian ini tentu menimbulkan rasa cemas dan kebutuhan mendesak untuk menemukan solusi.
Dalam konteks ini, ayat ini menjadi pintu gerbang untuk memahami kisah selanjutnya tentang bagaimana suku Dan akhirnya melakukan perjalanan ke utara untuk mencari wilayah baru. Perjalanan ini akan membawa mereka pada serangkaian peristiwa penting, termasuk pengambilan berhala keagamaan dari Mikha dan penaklukan kota Lais. Kisah ini seringkali ditafsirkan sebagai contoh bagaimana bangsa Israel pada masa itu bertindak atas inisiatif mereka sendiri, terkadang dengan cara yang tidak selalu sesuai dengan prinsip-prinsip ilahi yang lebih tinggi, demi memenuhi kebutuhan mendesak mereka.
Penting untuk dicatat bahwa pencarian wilayah ini bukan hanya sekadar perebutan tanah, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial, politik, dan keagamaan pada masa itu. Keadaan tanpa raja menggambarkan sebuah masyarakat yang masih dalam proses pembentukan identitas kolektif yang kuat dan penegakan hukum yang konsisten. Ayat ini memberi kita pemahaman awal tentang dorongan dan kondisi yang mendorong suku Dan untuk melakukan salah satu migrasi dan penaklukan paling signifikan dalam Kitab Hakim.