"Maka pada hari itu Allah mengalahkan Sisera dan semua kereta serta tentaranya. Dan karena pedang TUHAN, maka Sisera melarikan diri dengan berjalan kaki."
Ayat Hakim-hakim 4:23 mencatat sebuah momen krusial dalam sejarah bangsa Israel, yaitu kemenangan telak atas bangsa Kanaan yang dipimpin oleh Sisera. Peristiwa ini bukan sekadar kemenangan militer biasa, melainkan sebuah manifestasi nyata dari campur tangan ilahi. Bangsa Israel, yang saat itu berada di bawah tekanan hebat dari bangsa Kanaan, telah dinantikan sebuah pembebasan yang hanya bisa datang dari sumber yang Mahakuasa. Barak, seorang hakim wanita yang bijaksana dan kuat, memainkan peran sentral dalam peristiwa ini, namun pada akhirnya, kemenangan itu diatribusikan sepenuhnya kepada TUHAN.
Frasa "Maka pada hari itu Allah mengalahkan Sisera dan semua kereta serta tentaranya" menunjukkan kehancuran total musuh. Kehadiran kereta perang yang menjadi simbol kekuatan militer Kanaan, dan bahkan seluruh tentara mereka, dilenyapkan dalam satu hari. Ini menekankan bahwa bukanlah kekuatan manusia semata yang membawa kemenangan, tetapi kekuatan dahsyat dari Tuhan yang bekerja. Pertempuran ini merupakan klimaks dari penindasan yang telah berlangsung selama dua puluh tahun oleh Yabin, raja Hazor, dan panglimanya, Sisera. Penindasan ini telah membuat bangsa Israel sangat menderita dan meratap kepada TUHAN.
Lebih lanjut, ayat ini menegaskan bahwa "karena pedang TUHAN, maka Sisera melarikan diri dengan berjalan kaki." Hal ini sangat kontras dengan kekayaan dan kekuasaan Sisera yang digambarkan memiliki 900 kereta besi. Pelariannya dengan berjalan kaki, tanpa perlindungan kereta perangnya yang hancur, menunjukkan betapa totalnya kekalahan dan kehinaan yang dialaminya. Ini bukanlah pelarian seorang jenderal yang terhormat, melainkan seseorang yang benar-benar kehilangan segalanya dan berjuang untuk bertahan hidup. Keberhasilan Sisera dikalahkan bukan karena kehebatannya dalam berperang, melainkan karena Tuhan sendiri yang bertindak. Ini adalah peringatan bagi semua penindas bahwa tidak ada kekuatan manusiawi yang dapat bertahan melawan kehendak dan kuasa Allah.
Kisah dalam Hakim-hakim 4:23 memberikan pelajaran penting. Pertama, ini mengajarkan tentang kedaulatan Allah. Di tengah situasi yang tampak mustahil, Allah turun tangan untuk membebaskan umat-Nya. Kedua, ini menunjukkan bahwa Allah menggunakan sarana yang tidak terduga, dalam hal ini seorang wanita, Barak, dan bahkan alam (seperti yang digambarkan dalam ayat-ayat sebelumnya, dengan badai yang membantu dalam pertempuran). Ketiga, ini menjadi pengingat bahwa kemenangan sejati datang dari Allah, bukan dari kekuatan atau kecerdikan manusia semata. Ketika kita menghadapi kesulitan yang tampaknya tak teratasi, kita didorong untuk bersandar pada Tuhan dan percaya pada rencana-Nya. Kisah ini menginspirasi harapan dan keyakinan bahwa, bahkan dalam kegelapan, campur tangan ilahi dapat membawa kemenangan yang pasti dan pembebasan. Kemenangan ini bukan hanya untuk bangsa Israel, tetapi menjadi bukti abadi akan kuasa dan kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya.