Aturan Makanan yang Membedakan Kaum Pilihan
Kitab Imamat, sebuah bagian penting dari Perjanjian Lama dalam Alkitab, memuat berbagai hukum dan peraturan yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel. Di antara berbagai ketetapan tersebut, aturan mengenai makanan menempati posisi yang cukup signifikan. Khususnya pada pasal 11 dan 12, Tuhan merinci jenis-jenis hewan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh umat-Nya. Ayat Imamat 11:12 menjadi salah satu penekanan penting dalam perincian ini, menyatakan dengan jelas, "Segala yang tidak bersirip dan bersisik dari segala binatang yang hidup di dalam air, adalah kejijikan bagimu."
Perintah ini bukan sekadar daftar pantangan makanan tanpa alasan. Di balik aturan ini terdapat sebuah makna yang lebih dalam, yaitu mengenai kekudusan dan pemisahan. Tuhan menghendaki umat-Nya hidup dalam kekudusan, berbeda dari bangsa-bangsa lain di sekitar mereka. Dengan menetapkan standar kebersihan dan kemurnian dalam makanan, Tuhan mengajarkan prinsip pemisahan dalam segala aspek kehidupan. Hewan yang bersih diidentifikasi memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari hewan yang tidak bersih.
Simbol yang menggambarkan konsep kebersihan dan pemisahan makanan.
Dalam konteks Perjanjian Baru, Yesus mengajarkan bahwa semua makanan diciptakan oleh Tuhan adalah baik untuk dimakan (Markus 7:19). Namun, pemahaman ini tidak meniadakan pentingnya hukum-hukum yang diberikan dalam Perjanjian Lama. Para teolog menafsirkan bahwa larangan makanan tersebut berfungsi sebagai alat pengajaran yang efektif bagi bangsa Israel pada masanya. Mereka mengajarkan prinsip ketaatan, kebersihan, dan pengenalan akan Tuhan sebagai Yang Mahakudus. Dengan membedakan antara yang bersih dan tidak bersih, Israel diajak untuk mengenali dan memelihara kekudusan mereka, tidak hanya dalam ibadah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih jauh lagi, pemisahan dalam makanan ini juga menjadi penanda identitas bangsa Israel. Di tengah bangsa-bangsa kafir yang memiliki berbagai praktik keagamaan dan kebiasaan makan yang berbeda, peraturan ini membantu memelihara keunikan dan persatuan umat Tuhan. Ini adalah pengingat konstan bahwa mereka adalah umat pilihan Tuhan yang dipanggil untuk hidup sesuai dengan standar-Nya.
Oleh karena itu, ketika kita merenungkan Imamat 11:12, kita diingatkan akan panggilan Tuhan kepada umat-Nya untuk hidup kudus dan terpisah. Prinsip kekudusan ini tetap relevan, meskipun aplikasinya mungkin berbeda dalam era Perjanjian Baru. Memahami konteks historis dan spiritual dari aturan-aturan ini memberikan wawasan yang lebih kaya tentang karakter Tuhan dan cara-cara-Nya mendidik umat-Nya untuk hidup dalam kekudusan yang membedakan.