Imamat 23:24-25

"Berkatalah kepada orang Israel, demikian: Pada bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus beristirahat sama sekali, suatu hari raya yang diperdengarkan dengan tiupan sangkakala. Haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan pekerjaan berat; dan kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN."

Memperingati Hari Raya Sangkakala

Imamat pasal 23 adalah sebuah daftar hari-hari raya yang ditetapkan oleh Tuhan bagi umat-Nya. Di dalamnya terdapat berbagai perayaan yang memiliki makna spiritual mendalam dan tujuan untuk mengingatkan umat Israel akan perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan serta untuk memelihara hubungan yang kudus dengan-Nya. Salah satu perayaan penting yang disoroti dalam Imamat 23:24-25 adalah Hari Raya Sangkakala (Yom Teruah).

Perayaan ini jatuh pada tanggal satu bulan ketujuh dalam kalender Ibrani. Berbeda dengan hari raya lainnya yang sering kali terkait dengan panen atau peristiwa sejarah tertentu, Hari Raya Sangkakala lebih berfokus pada aspek peringatan dan persiapan. Tuhan memerintahkan agar pada hari ini, umat-Nya berhenti dari segala pekerjaan berat dan berkumpul dalam pertemuan kudus. Ini adalah hari untuk mengheningkan diri, merenungkan kebesaran Tuhan, dan mengakui kedaulatan-Nya atas seluruh ciptaan.

TUHAN

Simbol tiupan sangkakala sebagai seruan panggil dan peringatan.

Makna Tiupan Sangkakala

Tiupan sangkakala (shofar) pada hari ini memiliki makna yang sangat penting. Ia berfungsi sebagai seruan untuk membangkitkan kesadaran rohani, panggilan untuk bertobat, dan pengingat akan datangnya hari penghakiman Tuhan. Suara sangkakala yang tajam dan menggema diharapkan dapat menembus kebisingan duniawi dan membawa umat kembali fokus pada Tuhan. Hal ini juga menjadi tanda bahwa Tuhan hadir di tengah umat-Nya, memanggil mereka untuk menjalin kembali hubungan yang intim dengan-Nya.

Di samping itu, Hari Raya Sangkakala juga menandai dimulainya periode sepuluh hari yang disebut "Hari-hari Kekhusyukan" (Days of Awe), yang berpuncak pada Hari Pendamaian (Yom Kippur). Periode ini adalah waktu yang krusial untuk introspeksi mendalam, evaluasi diri, dan memohon pengampunan atas segala kesalahan yang telah diperbuat sepanjang tahun. Tuhan menginginkan umat-Nya untuk mendekat kepada-Nya dengan hati yang tulus dan rendah hati.

Perayaan yang Merangkul Kesucian

Perintah untuk tidak melakukan pekerjaan berat menegaskan bahwa hari ini harus dikhususkan sepenuhnya untuk Tuhan. Ini bukan sekadar libur, melainkan hari yang memiliki nilai sakral. Umat dipanggil untuk menyisihkan segala kesibukan duniawi dan memberikan perhatian penuh pada aspek spiritual kehidupan mereka. Persembahan api-apian yang diperintahkan juga menunjukkan ketaatan dan pengakuan atas kepemilikan Tuhan atas segalanya, termasuk hasil kerja keras mereka.

Dalam konteks yang lebih luas, perintah mengenai hari-hari raya ini memberikan gambaran tentang cara hidup yang teratur dan berpusat pada Tuhan. Setiap perayaan memiliki peran unik dalam membentuk identitas spiritual umat dan memelihara hubungan mereka dengan Pencipta. Imamat 23:24-25, khususnya mengenai Hari Raya Sangkakala, mengajarkan kita pentingnya momen-momen refleksi, panggilan untuk kembali kepada Tuhan, dan sukacita dalam menyambut kehadiran-Nya. Ini adalah pengingat bahwa kehidupan yang sejati adalah kehidupan yang dijalani dalam kekudusan dan ketaatan kepada firman-Nya.