"Aku akan menempatkan kediaman-Ku di tengah-tengah kamu, dan Aku tidak akan membuang kamu."
Ayat Imamat 26:11 merupakan sebuah janji yang luar biasa dari Allah kepada umat-Nya. Terletak di tengah-tengah peraturan dan hukum-hukum yang diberikan dalam Kitab Imamat, ayat ini bersinar sebagai permata yang menawarkan pengharapan dan kepastian. Kalimat sederhana ini mengandung kedalaman makna yang bisa menginspirasi dan menguatkan iman kita di setiap zaman.
Frasa "Aku akan menempatkan kediaman-Ku di tengah-tengah kamu" bukanlah sekadar metafora. Dalam konteks Perjanjian Lama, ini merujuk pada kehadiran Allah secara nyata dan khusus di antara umat-Nya. Hal ini dapat diwujudkan melalui Tabernakel, tempat suci di mana Allah berjanji untuk bertemu dengan Musa dan umat Israel. Kehadiran ini menandakan bahwa Allah tidak jauh dan tidak acuh tak acuh terhadap ciptaan-Nya. Sebaliknya, Dia berinisiatif untuk mendekat, untuk tinggal bersama, dan untuk berinteraksi secara personal.
Dalam sudut pandang Kristen, janji ini digenapi sepenuhnya dalam diri Yesus Kristus. Yohanes 1:14 menyatakan, "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita." Yesus, Sang Immanuel (Allah beserta kita), adalah perwujudan tertinggi dari kehadiran Allah yang tinggal di tengah umat manusia. Melalui Roh Kudus, kehadiran Allah terus menyertai orang percaya hingga saat ini, memberikan bimbingan, kekuatan, dan penghiburan.
Janji bahwa Allah tidak akan membuang umat-Nya adalah fondasi dari kepastian keselamatan dan kasih karunia-Nya. Kata "membuang" menyiratkan pengabaian atau penolakan. Namun, Allah berfirman bahwa Dia tidak akan melakukan hal tersebut. Ini bukan berarti Allah tidak akan pernah memberikan disiplin ketika kita menyimpang dari jalan-Nya, tetapi penegasan bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita sepenuhnya. Cinta-Nya teguh, dan komitmen-Nya abadi.
Kehadiran Allah yang dinyatakan dalam ayat ini membawa berbagai berkat. Pertama, ia memberikan rasa aman dan perlindungan. Ketika Allah berada di tengah-tengah kita, kita memiliki benteng terkuat melawan segala kekuatan jahat. Kedua, ia memberikan arah dan tujuan. Kehadiran-Nya membimbing langkah kita, menerangi jalan yang harus kita tempuh, dan membantu kita memahami kehendak-Nya. Ketiga, ia menghasilkan sukacita dan kedamaian sejati. Berada dalam hadirat Allah adalah sumber kebahagiaan yang melampaui segala situasi duniawi.
Bagi kita di masa kini, Imamat 26:11 mengingatkan kita untuk tidak pernah meragukan kesetiaan Allah. Dalam masa-masa sulit, kekecewaan, atau perasaan ditinggalkan, janji ini menjadi jangkar bagi jiwa kita. Allah hadir, Dia tidak akan meninggalkan kita, dan kehadiran-Nya di tengah kita adalah sumber kekuatan, harapan, dan kasih yang tak terbatas.
Mari kita renungkan keindahan janji ini dan biarkan ia mengisi hati kita dengan rasa syukur dan keyakinan akan kasih serta kehadiran Allah yang senantiasa menyertai kita.