Imamat 4:31

"Tetapi ia harus membakar korban penebus salah itu, seperti korban sembelihan untuk pembasmian perbuatan salah itu, supaya ia beroleh pengampunan."

Simbol pengampunan dan kedamaian, berupa dua tangan yang saling menerima daun zaitun

Simbol pengampunan dan kedamaian, berupa dua tangan yang saling menerima daun zaitun

Ayat Imamat 4:31 memberikan landasan teologis yang mendalam mengenai pentingnya penebusan kesalahan dan pengampunan dalam tradisi Israel kuno. Bagian ini merupakan bagian dari instruksi Musa mengenai berbagai jenis korban yang harus dipersembahkan kepada TUHAN. Secara spesifik, Imamat 4:31 berkaitan dengan korban penebus salah, sebuah persembahan yang dilakukan ketika seseorang melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja, dan mengakui kesalahannya.

Fokus utama dari ayat ini adalah pada kata "penebus salah" dan tujuan dari persembahan tersebut, yaitu "supaya ia beroleh pengampunan". Ini menunjukkan bahwa bahkan dalam konteks ibadah dan ritual pada zaman Perjanjian Lama, kesadaran akan dosa dan keinginan untuk diperdamaikan kembali dengan Allah adalah elemen yang krusial. Korban penebus salah ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan sebuah tindakan iman yang mengakui bahwa kesalahan telah terjadi dan ada konsekuensi yang harus ditanggung.

Dalam konteks Imamat, "kesalahan" bisa merujuk pada berbagai hal, mulai dari ketidaktahuan akan hukum, pelanggaran yang tidak disengaja, hingga mengambil sesuatu yang bukan haknya. Apapun jenis kesalahannya, korban penebus salah menjadi sarana yang ditetapkan Allah agar umat-Nya dapat kembali berada dalam hubungan yang benar dengan-Nya. Ini menekankan keadilan dan kasih Allah yang menyediakan jalan bagi pemulihan.

Proses persembahan korban penebus salah melibatkan penyembelihan hewan tertentu, seperti domba atau kambing jantan, yang melambangkan penggantian. Darah hewan yang tertumpah menjadi simbol pengampunan dosa, menutupi kesalahan orang yang mempersembahkan. Setelah itu, korban tersebut dibakar, menandakan penyerahan sepenuhnya kepada Allah, serta memohon agar api ilahi memurnikan dan menerima persembahan itu.

Makna Imamat 4:31 tidak hanya terbatas pada konteks ibadah ritual Perjanjian Lama. Ayat ini juga mengandung pelajaran yang relevan bagi umat beriman saat ini. Pengakuan akan kesalahan, kerendahan hati untuk memohon pengampunan, dan penerimaan atas jalan yang telah disediakan oleh Allah menjadi inti dari pesan ini. Dalam teologi Kristen, korban penebus salah ini seringkali dipandang sebagai gambaran awal dari korban Kristus yang sempurna di kayu salib, yang menjadi penebusan kekal bagi dosa umat manusia.

Oleh karena itu, Imamat 4:31 mengingatkan kita bahwa hubungan yang harmonis dengan Sang Pencipta membutuhkan pengakuan dan penanganan terhadap kesalahan kita. Ia menawarkan harapan bahwa pengampunan selalu tersedia bagi mereka yang datang kepada-Nya dengan hati yang tulus dan bersedia untuk diperdamaikan. Kedamaian yang sejati hanya dapat dicapai ketika kesalahan diperbaiki, dan hubungan diperbaharui melalui pengampunan ilahi.