Kejadian 10:7

Dan anak-anak Puth ialah Lubim, Anamim, Lehabim, Neftuhim,

Bangsa-Bangsa dari Puth Lubim Anamim Lehabim Neftuhim

Kisah para leluhur bangsa-bangsa setelah Air Bah adalah salah satu bagian paling menarik dalam Kitab Kejadian. Catatan silsilah ini tidak hanya sekadar daftar nama, melainkan peta penting yang menjelaskan bagaimana manusia menyebar ke seluruh penjuru bumi dan membentuk identitas bangsa-bangsa yang berbeda. Dalam konteks ini, ayat Kejadian 10:7 memberikan sorotan khusus pada keturunan Puth, salah satu putra Ham. Ayub 28:10 mengaitkan Puth dengan wilayah Afrika Utara, sering kali diidentifikasi dengan Libya (modern Libya) atau daerah sekitarnya. Dari wilayah inilah lahir beberapa cabang bangsa yang kemudian dikenal dalam sejarah kuno.

Anak-anak Puth disebutkan secara spesifik: Lubim, Anamim, Lehabim, dan Neftuhim. Masing-masing nama ini mengacu pada kelompok etnis atau suku bangsa yang mendiami wilayah tertentu. Para ahli tafsir Alkitab dan sejarawan telah berusaha mengidentifikasi lokasi dan jejak dari bangsa-bangsa ini. Lubim sering dikaitkan dengan penduduk Libya di Afrika Utara, yang memiliki kontak dagang dan sering terlibat dalam konflik dengan Mesir kuno. Keberadaan mereka di wilayah tersebut konsisten dengan penyebaran bangsa-bangsa yang mengikuti garis keturunan Ham. Sejarah Mesir kuno mencatat keberadaan bangsa-bangsa dari barat laut yang memiliki ciri khas dan hubungan dengan wilayah yang kini dikenal sebagai Libya.

Sementara itu, Anamim, Lehabim, dan Neftuhim juga diperkirakan mendiami wilayah-wilayah di Afrika Utara atau bahkan meluas ke wilayah yang memiliki hubungan erat dengan peradaban Mesir dan Semit. Identifikasi yang tepat untuk Anamim dan Lehabim mungkin memerlukan penelitian lebih mendalam, namun para sarjana umumnya menempatkan mereka di wilayah Afrika Utara. Neftuhim sering kali dihubungkan dengan daerah yang lebih selatan di Mesir atau Nubia, mengingat pola penyebaran yang digambarkan dalam silsilah ini. Peta penyebaran bangsa-bangsa ini menunjukkan sebuah permulaan yang padat di wilayah Timur Dekat dan Afrika Utara, yang kemudian perlahan-lahan menyebar lebih jauh seiring berjalannya waktu.

Penting untuk dipahami bahwa daftar ini bukan sekadar informasi geografis, tetapi juga memiliki implikasi teologis. Silsilah ini menunjukkan bagaimana Tuhan yang berdaulat bekerja dalam sejarah manusia, mengatur penyebaran dan pembentukan bangsa-bangsa. Kejadian 10:7, bersama dengan ayat-ayat lain dalam pasal ini, menegaskan bahwa setiap bangsa memiliki asal-usul yang sama dari Nuh dan keluarganya, dan pada akhirnya, semua bangsa berada di bawah rencana ilahi. Pemahaman mengenai keturunan Puth dan bangsa-bangsa yang lahir darinya memberikan wawasan tentang keragaman manusia yang diciptakan Tuhan, namun tetap terhubung oleh satu keturunan ilahi. Hal ini juga menjadi dasar untuk memahami hubungan antar bangsa di masa lalu dan bagaimana mereka berinteraksi, baik melalui perdagangan, migrasi, maupun konflik. Alkitab, melalui catatan silsilah seperti ini, memberikan pandangan yang holistik tentang perjalanan umat manusia di bawah kendali Sang Pencipta.