"Juga Lot, yang berpegang berpegang pada Abram, membawa domba-dombanya, lembu-lembu-dombanya dan kemah-kemahnya; dan seluruh harta benda yang diperolehnya di tanah Kanaan, dan dipisahkanlah mereka dari orang-orang yang berpegang pada Abram."
Kisah Abram dan Lot dalam Kitab Kejadian menawarkan banyak pelajaran penting bagi kehidupan kita, dan salah satu momen krusial yang disorot adalah ketika mereka memutuskan untuk berpisah. Ayat Kejadian 13:5 secara spesifik menggambarkan langkah praktis dari perpisahan ini: "Juga Lot, yang berpegang berpegang pada Abram, membawa domba-dombanya, lembu-lembu-dombanya dan kemah-kemahnya; dan seluruh harta benda yang diperolehnya di tanah Kanaan, dan dipisahkanlah mereka dari orang-orang yang berpegang pada Abram." Ayat ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan mengandung hikmah mendalam tentang bagaimana mengelola hubungan, kepemilikan, dan pertumbuhan pribadi.
Pada awalnya, Abram dan Lot melakukan perjalanan bersama. Mereka tumbuh dan berkembang bersama, berbagi sumber daya, dan saling mendukung. Namun, seiring waktu, kepemilikan mereka menjadi begitu besar—"harta benda yang diperolehnya di tanah Kanaan"—sehingga tanah tempat mereka tinggal tidak lagi mampu menampung mereka berdua dengan ternak dan rombongan mereka. Perselisihan mulai timbul di antara para gembala Abram dan gembala Lot, sebuah indikasi bahwa meskipun hubungan mereka dekat, kebutuhan untuk ruang dan pengelolaan independen mulai terasa.
Dalam situasi ini, Abram menunjukkan kebijaksanaan dan kerendahan hati yang luar biasa. Ia tidak membiarkan perselisihan merusak hubungannya dengan keponakannya. Sebaliknya, Abram menawarkan kepada Lot pilihan pertama untuk memilih tanah. Ini adalah tindakan tanpa pamrih yang menetapkan standar baru dalam penyelesaian konflik. Lot, dalam memilih, diarahkan oleh pandangan mata yang melihat kesuburan dan kelimpahan dari lembah Yordan, yang tampak seperti taman TUHAN. Keputusan ini, meskipun tampaknya menguntungkan Lot, pada akhirnya membawanya ke kota Sodom yang penuh dosa.
Ayat 13:5 menggambarkan Lot yang mengambil "domba-dombanya, lembu-lembu-dombanya dan kemah-kemahnya; dan seluruh harta benda yang diperolehnya". Ini adalah deskripsi yang sangat visual tentang bagaimana perpisahan itu dilakukan. Bukan hanya kepemilikan materiil, tetapi juga seluruh gaya hidup, dan kemungkinan besar, seluruh staf dan pengikut yang telah mereka kumpulkan. Ada pemisahan yang jelas, sebuah penegasan bahwa kedua pihak kini akan menempuh jalan yang berbeda. "Dipisahkanlah mereka dari orang-orang yang berpegang pada Abram" menunjukkan bahwa perpisahan ini lengkap dan tuntas, demi kebaikan kedua belah pihak dan untuk mencegah konflik lebih lanjut.
Pelajaran dari Kejadian 13:5 sangat relevan di era modern. Dalam hubungan personal, bisnis, atau bahkan gereja, terkadang kita perlu membuat keputusan untuk berpisah demi pertumbuhan. Ini bukan kegagalan, melainkan sebuah pengakuan realistis bahwa dua entitas yang tumbuh mungkin memerlukan ruang dan arah yang berbeda. Kunci utamanya adalah bagaimana perpisahan itu dikelola. Dilakukan dengan cara yang bijak, menghargai hubungan masa lalu, dan fokus pada masa depan yang positif, perpisahan dapat menjadi awal dari babak baru yang lebih baik bagi semua yang terlibat. Abram, dengan memberikan Lot pilihan, menunjukkan bahwa mengutamakan perdamaian dan keharmonisan seringkali lebih penting daripada mempertahankan situasi yang stagnan atau penuh konflik. Sementara Lot, meskipun memilih dengan mata yang terpikat oleh dunia, belajar pelajaran keras tentang memilih tempat yang tepat untuk bertumbuh.