Kejadian 19:7: Sodom dan Gomora: Sebuah Peringatan

"Kata Lot: "Saudara-saudara, janganlah berbuat jahat."

Sebuah Peringatan

Ilustrasi SVG: Langit malam dengan bintang, bulan, siluet kota Sodom, dan figur Lot.

Kisah Sodom dan Gomora, yang dicatat dalam Kitab Kejadian, adalah salah satu narasi paling kuat dalam Alkitab mengenai penghakiman ilahi dan pentingnya kesalehan. Ayat 7 dari pasal 19, "Kata Lot: 'Saudara-saudara, janganlah berbuat jahat'," adalah momen krusial yang menyoroti dilema moral yang dihadapi oleh Lot, keponakan Abraham, ketika para malaikat Tuhan, yang menyamar sebagai manusia, tiba di Sodom. Lot berusaha melindungi tamu-tamunya dari kekejaman penduduk kota.

Kejadian 19 menceritakan tentang kedatangan dua malaikat di Sodom. Lot menjamu mereka dan menawarkan perlindungan di rumahnya. Namun, segera setelah kedatangan mereka, penduduk pria Sodom mengerumuni rumah Lot, menuntut agar ia menyerahkan para tamunya agar mereka dapat berbuat "kenajisan" kepada mereka. Reaksi Lot, yang meminta mereka untuk "jangan berbuat jahat," mencerminkan benturan antara standar moral yang diajarkan kepadanya (melalui Abraham) dan kebobrokan moral yang merajalela di Sodom.

Perilaku penduduk Sodom bukanlah sekadar pelanggaran etika; itu adalah manifestasi dari dosa yang mendalam dan merusak yang telah mencapai puncak kemarahannya di mata Tuhan. Kitab Suci lainnya menggambarkan dosa Sodom sebagai keangkuhan, kelimpahan makanan, dan ketidakpedulian terhadap yang miskin dan membutuhkan, selain godaan yang lebih terang-terangan. Tindakan mereka terhadap malaikat Tuhan adalah puncak dari perlawanan mereka terhadap kebenaran dan keadilan ilahi.

Respons Tuhan terhadap kejahatan Sodom dan Gomora sangatlah mengerikan. Karena dosa mereka yang sangat besar, kota-kota ini dan seluruh lembah dihancurkan dengan api dan belerang yang turun dari langit. Kisah ini menjadi sebuah peringatan abadi tentang konsekuensi dosa dan ketidaktaatan. Namun, kisah ini juga menyoroti keadilan dan belas kasihan Tuhan. Tuhan berulang kali menyatakan kepada Abraham bahwa Dia akan menyelamatkan kota itu jika ada sejumlah orang benar di dalamnya. Meskipun tidak ditemukan sepuluh orang benar, Lot dan kedua putrinya diselamatkan oleh para malaikat sebelum kehancuran.

Kisah Lot dan keluarganya juga mengandung elemen tragis. Istri Lot, meskipun diperintahkan untuk tidak menoleh ke belakang, melakukannya dan berubah menjadi tiang garam. Hal ini sering diartikan sebagai manifestasi penyesalan atau kerinduan yang mendalam terhadap kehidupan yang ditinggalkannya di Sodom, sebuah peringatan tentang pentingnya komitmen total kepada Tuhan dan jalan baru yang Dia buka.

Dengan demikian, Kejadian 19:7 bukan hanya sebuah kutipan. Ini adalah seruan moral dalam menghadapi kejahatan yang merajalela, sebuah permohonan yang diabaikan oleh sebuah kota yang telah menolak untuk bertobat. Kisah Sodom dan Gomora terus bergema sebagai pelajaran tentang pentingnya kesucian, keadilan, dan penghakiman Tuhan, serta panggilan bagi setiap individu untuk hidup dalam kebenaran.