"Berkatalah ia: ‘Silakan masuk, wahai engkau yang diberkati TUHAN, mengapakah engkau berdiri di luar? Aku telah menyediakan rumah dan tempat untuk unta-unta.’"
Kisah dalam Kejadian 24 adalah sebuah narasi yang kaya makna, menceritakan bagaimana Abraham mengutus hambanya untuk mencari istri bagi Ishak dari tanah kelahirannya. Perjalanan yang panjang dan penuh tantangan itu akhirnya berujung pada perjumpaan yang luar biasa di dekat sebuah sumur. Di sanalah Ribka, seorang gadis jelita dan baik hati, muncul, menjawab doa dan tuntunan ilahi yang diberikan kepada hamba Abraham.
Ayat ke-31 dari pasal ke-24 Kitab Kejadian ini diucapkan oleh Laban, saudara Ribka, ketika ia melihat hamba Abraham datang ke rumah mereka. Kalimat "Silakan masuk, wahai engkau yang diberkati TUHAN, mengapakah engkau berdiri di luar?" menunjukkan sebuah sambutan yang hangat dan penuh hormat. Laban mengenali bahwa kedatangan tamu ini bukanlah kedatangan biasa. Ia melihat tanda-tanda berkat dari TUHAN yang menyertai hamba tersebut, bahkan sebelum ia mengetahui seluruh detail permintaannya. Ini adalah pengakuan atas kuasa dan campur tangan ilahi dalam perjalanan yang dilakukan.
Kata-kata ini bukan sekadar sapaan sopan. Ini adalah sebuah pengakuan iman. Laban, meskipun belum sepenuhnya memahami tujuan kedatangan hamba itu, sudah merasakan kehadiran dan perkenanan Allah. Ia mengundang masuk orang yang diberkati, menawarkan tempat tinggal dan istirahat bagi dirinya dan rombongannya, termasuk unta-unta yang pasti lelah karena perjalanan jauh. Undangan ini melambangkan penerimaan, keramahan, dan kesiapan untuk mendengarkan lebih lanjut.
Kejadian 24:31 mengajarkan kita tentang bagaimana berkat sering kali datang dalam bentuk yang tak terduga dan melalui orang-orang yang diutus. Hamba Abraham telah melalui serangkaian ujian iman dan doa. Ketika ia akhirnya bertemu Ribka, prosesnya berlanjut dengan cara yang begitu terorganisir dan dipandu oleh hikmat ilahi, sampai pada titik di mana orang-orang yang ditemui pun dapat merasakan berkat Tuhan yang menyertainya.
Dalam konteks kehidupan kita, ayat ini mengingatkan kita untuk selalu siap menyambut dan menerima siapa pun yang datang dengan kerendahan hati dan keterbukaan. Terutama, ketika kita melihat tanda-tanda bahwa seseorang atau sesuatu yang datang itu membawa berkat Tuhan. Mungkin itu adalah seorang musafir yang membutuhkan pertolongan, sebuah kesempatan baru yang terasa asing, atau bahkan nasihat dari seseorang yang tampaknya diurapi oleh Tuhan. Sikap Laban yang menyambut dengan hangat adalah teladan bagi kita. Ia tidak curiga atau menutup diri, melainkan membuka pintu rumahnya dan hatinya.
Lebih dari itu, ayat ini menekankan bahwa berkat Tuhan adalah sumber daya yang nyata. Hamba Abraham, yang diberkati TUHAN, membawa bukan hanya pesan tetapi juga masa depan bagi keluarga Ishak. Sambutan hangat dari Laban memungkinkan komunikasi yang lebih mendalam terjadi, yang pada akhirnya mengarah pada pernikahan antara Ishak dan Ribka, melanjutkan garis keturunan perjanjian. Ini menunjukkan bahwa ketika kita membuka diri terhadap perkenanan ilahi, berkat-berkat baru, perubahan hidup, dan kelanjutan rencana Tuhan dapat terjadi. Kejadian 24:31 adalah pengingat bahwa menerima yang diberkati TUHAN adalah langkah pertama menuju berkat yang lebih besar.