"Dan Yakub mencuri hati Laban, mertuanya, dengan tidak memberitahukan kepadanya, bahwa ia mau melarikan diri."
Ilustrasi pelarian yang menggambarkan langkah-langkah kecil yang dilakukan secara diam-diam di bawah langit yang berwarna cerah.
Ayat yang terdapat dalam Kitab Kejadian pasal 31, ayat 20, ini membawa kita pada salah satu momen krusial dalam kisah hidup Yakub. Bagian ini menceritakan tentang keputusannya yang mendadak untuk meninggalkan rumah mertuanya, Laban, di Haran. Keputusan ini bukanlah tanpa alasan; Yakub telah bekerja keras selama bertahun-tahun di bawah bayang-bayang Laban, yang seringkali mengubah upahnya dan tidak menghargai jerih payahnya. Perasaan diperlakukan tidak adil serta keinginan untuk kembali ke tanah leluhurnya mendorong Yakub untuk merencanakan pelariannya.
Frasa "mencuri hati Laban" dalam ayat ini bukanlah berarti Yakub melakukan tindakan manipulasi emosional yang negatif. Sebaliknya, ini lebih merujuk pada bagaimana Yakub mampu membuat Laban merasa nyaman dan percaya kepadanya, sehingga Laban tidak menyadari niat sebenarnya dari Yakub. Yakub telah melayani Laban dengan setia, mengurus domba-dombanya dengan cermat, dan bahkan menghadapi kondisi alam yang keras. Di sisi lain, Laban seringkali memanipulasi Yakub, termasuk mengganti upahnya sepuluh kali. Keadaan ini menciptakan ketegangan yang mendalam di hati Yakub.
Pelarian ini terjadi secara diam-diam, sebuah strategi yang diambil Yakub untuk menghindari konfrontasi langsung dengan Laban. Ini menunjukkan kecerdasan dan kehati-hatian Yakub dalam mengambil tindakan. Ia tahu bahwa Laban adalah pribadi yang licik dan mungkin akan berusaha mencegah kepergiannya jika mengetahui rencananya. Oleh karena itu, Yakub memilih untuk bergerak di bawah kegelapan malam, membawa keluarganya, seluruh hartanya, dan ternaknya. Tindakan ini menandai titik balik dalam perjalanan Yakub, sebuah langkah besar menuju kemerdekaan dan kepenuhan janji Allah kepadanya.
Kisah ini juga mengajarkan tentang pentingnya kepercayaan dan kesabaran. Meskipun Yakub merasa tertipu, ia tetap menjalankan tugasnya dengan tekun. Ia juga harus menunggu waktu yang tepat untuk bertindak, mengandalkan pimpinan Tuhan dalam setiap langkahnya. Ayat ini, meskipun singkat, menyimpan makna yang kaya tentang strategi, hubungan interpersonal, dan perjalanan iman seseorang yang sedang berjuang mencari jati diri dan tanah airnya. Kejadian 31:20 adalah pengingat bahwa terkadang, untuk mencapai tujuan yang telah digariskan, diperlukan perencanaan yang matang dan keberanian untuk mengambil keputusan, bahkan ketika itu berarti bergerak di luar kebiasaan atau ekspektasi orang lain. Pelarian Yakub ini merupakan awal dari babak baru yang signifikan dalam sejarahnya, yang pada akhirnya akan mengarah pada pertemuan kembali dengan Esau dan pembentukan bangsa Israel.