yakni Kis, anak Dafna, saudara Esau, yang dinikahinya; dan Adah, anak perempuan Elon, saudara perempuan Yobab.
Kitab Kejadian, khususnya pasal 36, menyajikan catatan silsilah yang mendalam mengenai keturunan Esau. Bagian ini memberikan gambaran penting tentang bagaimana keluarga dan garis keturunan tersebar di wilayah Kanaan dan sekitarnya. Ayat ketiga dari pasal ini, "yakni Kis, anak Dafna, saudara Esau, yang dinikahinya; dan Adah, anak perempuan Elon, saudara perempuan Yobab," secara spesifik menyebutkan dua dari para istri Esau dan latar belakang keluarga mereka. Informasi ini mungkin terasa seperti detail genealogis semata, namun dalam konteks Alkitab, silsilah seringkali memiliki makna yang lebih dalam, menandai aliansi, penguasaan wilayah, dan kelangsungan garis keturunan yang berpengaruh.
Esau, cucu Abraham dan saudara kembar Yakub, dikenal sebagai sosok yang memiliki hubungan erat dengan wilayah pegunungan Seir. Keturunannya kemudian dikenal sebagai orang Edom. Mencatat nama-nama istrinya dan ayah mereka memberikan kita pemahaman tentang jejaring sosial dan politik pada masa itu. Pernikahan dengan wanita-wanita seperti Kis, anak Dafna, dan Adah, anak perempuan Elon, mungkin mencerminkan strategi penguatan hubungan dengan suku-suku atau klan lokal di sekitar wilayah yang dihuni Esau. Hal ini bisa jadi untuk memperluas pengaruh, mengamankan sumber daya, atau bahkan untuk melegitimasi klaim atas tanah.
Kisah Esau dan keturunannya seringkali dibaca dalam perbandingan dengan garis keturunan Yakub, yang kemudian menjadi Israel. Perbedaan nasib kedua bersaudara ini – Esau yang menjual hak kesulungan dan Yakub yang menerimanya – menjadi fondasi narasi teologis tentang pilihan Allah dan bagaimana Ia bekerja melalui keluarga untuk mewujudkan rencana-Nya. Kejadian 36:3, meskipun hanya sebuah ayat, menjadi bagian dari gambaran besar tentang bagaimana Allah melanjutkan rencana-Nya melalui keturunan yang tampaknya 'terpilih' secara khusus, meskipun Ia juga mengakui dan mencatat keberadaan serta keturunan dari mereka yang tidak menjadi fokus utama rencana penebusan-Nya.
Studi terhadap silsilah seperti yang ditemukan di Kejadian 36:3 juga membantu kita memahami pembentukan bangsa-bangsa dan identitas mereka di wilayah Timur Tengah kuno. Bangsa Edom, yang merupakan keturunan Esau, memiliki sejarah yang seringkali berinteraksi, baik secara damai maupun konflik, dengan bangsa Israel. Catatan ini menegaskan bahwa latar belakang Esau dan keturunannya bukanlah sesuatu yang diabaikan, melainkan dicatat sebagai bagian integral dari narasi sejarah perjanjian.
Meskipun ayat ini berfokus pada nama-nama kuno dan peristiwa ribuan tahun lalu, prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya tetap relevan. Pernikahan, pembentukan keluarga, dan hubungan antar-suku adalah aspek universal dari kehidupan manusia. Dalam konteks spiritual, catatan ini mengingatkan kita bahwa Allah melihat dan mengetahui seluruh umat manusia, termasuk mereka yang mungkin tidak berada di garis depan narasi ilahi utama. Ini bisa memberikan perspektif tentang bagaimana Allah bekerja di seluruh dunia, dan bagaimana setiap garis keturunan memiliki tempatnya dalam rencana-Nya yang lebih luas, meskipun dengan cara yang berbeda-beda. Kejadian 36:3, dengan mencatat detail spesifik ini, melengkapi gambaran tentang bagaimana dunia itu terbentuk dan bagaimana berbagai bangsa mulai mengukir identitas mereka di tanah perjanjian dan sekitarnya.