"Yusuf menafsirkan mereka: "Inilah artinya: segala tiga gantang ialah tiga hari. Sesudah tiga hari, Firaun akan mengangkat kepalamu dan mengembalikan engkau jadi kepala juru minumanmu, dan engkau akan memberikan piala itu kepada Firaun di tangannya, seperti dahulu, waktu engkau menjadi juru minumannya."
Kisah yang tercatat dalam Kitab Kejadian pasal 40 merupakan momen penting dalam kehidupan Yusuf, seorang anak Yakub yang dijual oleh saudara-saudaranya menjadi budak di Mesir. Setelah melalui berbagai cobaan, termasuk difitnah dan dipenjara, Yusuf mendapatkan kepercayaan dari kepala penjara karena kemampuan luar biasanya dalam menafsirkan mimpi. Kemampuannya ini membawanya untuk menafsirkan mimpi dua pejabat tinggi Firaun yang juga dipenjara bersamanya: juru minum dan juru roti.
Ayat Kejadian 40:18 secara spesifik merujuk pada penafsiran Yusuf mengenai mimpi juru roti. Dalam mimpinya, juru roti melihat tiga keranjang penuh penganan di atas kepalanya, dan burung-burung datang memakannya dari keranjang-keranjang itu. Bagi Yusuf, mimpi ini bukanlah sekadar cerita bunga tidur. Dengan otoritas yang diberikan Tuhan kepadanya, Yusuf memberikan tafsiran yang lugas dan jelas. Ia menyatakan bahwa tiga keranjang tersebut melambangkan tiga hari. Lebih lanjut, ia meramalkan bahwa dalam kurun waktu tiga hari, Firaun akan mengangkat kembali kedudukan juru minum dari penjara dan mengembalikan posisinya sebagai juru minum Firaun. Sebaliknya, ia juga menafsirkan mimpi juru roti dengan nubuat yang berbeda, yang ternyata berujung pada kematian juru roti.
Apa yang membuat nubuat Yusuf ini begitu signifikan? Pertama, ini menunjukkan kepekaan Yusuf terhadap kebenaran ilahi dan kepercayaan penuhnya kepada Tuhan. Ia tidak ragu menyampaikan apa yang telah diwahyukan kepadanya, meskipun itu adalah kabar buruk bagi satu orang dan kabar baik bagi yang lain. Kedua, tafsiran ini terbukti akurat. Kitab Kejadian kemudian mencatat bahwa persis seperti yang dikatakan Yusuf, juru minum diangkat kembali ke jabatannya, sementara juru roti dihukum mati. Peristiwa ini memperkuat reputasi Yusuf sebagai penafsir mimpi yang handal.
Lebih dari sekadar ramalan, penafsiran Yusuf atas mimpi juru minum dan juru roti ini adalah bagian dari rencana besar Tuhan yang lebih luas. Tiga hari yang disebutkan dalam tafsirannya kelak akan menjadi pemantik bagi peristiwa lain. Setelah kembali melayani Firaun, juru minum tersebut akhirnya teringat akan Yusuf dua tahun kemudian ketika Firaun sendiri mengalami mimpi yang membingungkan. Dengan rekomendasi dari juru minum yang telah dibebaskannya berkat nubuat Yusuf, Yusuf dipanggil dari penjara untuk menafsirkan mimpi Firaun. Tafsiran mimpi Firaun inilah yang kemudian membawa Yusuf kepada kedudukan tinggi sebagai orang nomor dua di Mesir, menyelamatkan Mesir dan keluarganya dari kelaparan yang akan datang.
Kisah Kejadian 40:18 mengajarkan kita tentang pentingnya mengenali dan mempercayai tanda-tanda ilahi dalam hidup kita, serta bagaimana kesetiaan dan kejujuran dalam menyampaikan kebenaran dapat membawa pada hasil yang luar biasa, bahkan di tengah situasi yang paling sulit sekalipun. Keakuratan nubuat Yusuf menegaskan bahwa ia adalah saluran kehendak Tuhan, yang menuntunnya keluar dari penjara dan menuju takdirnya yang mulia.