"Maka berkatalah Yehuda kepada Israel, ayahnya: 'Suruhlah anak itu pergi bersama aku, supaya kami bangkit dan pergi dari pada sini, agar jangan kita mati, baik kami, maupun anak itu, dan anak cucu kita."
Ayat Kejadian 43:4 ini merupakan momen krusial dalam narasi mengenai Yusuf dan saudara-saudaranya. Setelah sekian lama terpisah, dan setelah percobaan yang berat di Mesir di mana saudara-saudaranya harus kembali ke Kanaan tanpa Benjamin, sebuah keputusan penting harus diambil. Israel, ayah mereka, sangat terpukul oleh hilangnya satu putranya lagi, Yusuf, dan ketakutan yang mendalam menyelimuti hatinya. Namun, kondisi kelaparan yang parah memaksa mereka untuk kembali ke Mesir demi mendapatkan pasokan makanan.
Dalam konteks ini, Yudas, salah satu dari saudara-saudara Yusuf, mengambil peran kepemimpinan yang signifikan. Dia bukan hanya sekadar berbicara, tetapi ia menyampaikan sebuah permohonan yang penuh dengan keyakinan dan tanggung jawab. Perkataan Yudas kepada ayahnya, Israel, mencerminkan kedalaman penyesalan dan keinginan untuk memperbaiki kesalahan masa lalu. Dia menyadari bahwa keputusan mereka untuk membawa Benjamin kembali ke Mesir adalah satu-satunya cara untuk memastikan kelangsungan hidup seluruh keluarga, termasuk dirinya sendiri, saudara-saudaranya, dan tentu saja, Benjamin.
Perkataan Yudas, "Suruhlah anak itu pergi bersama aku, supaya kami bangkit dan pergi dari pada sini, agar jangan kita mati, baik kami, maupun anak itu, dan anak cucu kita," mengandung beberapa lapisan makna. Pertama, ia menunjukkan keberanian Yudas untuk mengambil tanggung jawab. Ia berjanji bahwa ia akan mengawal Benjamin, menjamin keselamatannya. Ini adalah kontras yang mencolok dengan tindakan saudara-saudaranya di masa lalu yang menjual Yusuf tanpa pikir panjang. Kini, Yudas dengan tegas menawarkan diri sebagai penjamin.
Kedua, perkataan ini menekankan betapa seriusnya situasi kelaparan yang melanda negeri Kanaan. Ancaman kematian bukan hanya sekadar ketakutan, melainkan kenyataan yang mengintai. Yudas mengakui bahwa tanpa kembali ke Mesir dan mendapatkan bantuan, seluruh keluarga berada di ambang kehancuran. Ia berusaha meyakinkan ayahnya bahwa membawa Benjamin bersama mereka adalah tindakan penyelamatan yang mutlak.
Ketiga, Yudas menampilkan kedewasaan dan pemahaman baru. Ia melihat bahwa menjaga satu sama lain, dan terutama melindungi yang paling muda dan rentan seperti Benjamin, adalah prioritas utama. Keinginan untuk mati bersama-sama jika sesuatu yang buruk terjadi pada Benjamin, seperti yang ia nyatakan kemudian dalam pasal ini, menunjukkan ikatan solidaritas yang telah tumbuh di antara saudara-saudara itu. Mereka tidak lagi bertindak secara individualistik, tetapi sebagai satu kesatuan yang saling melindungi.
Keputusan Israel untuk akhirnya mengizinkan Benjamin pergi bersama saudara-saudaranya adalah bukti dari beratnya permohonan Yudas dan kondisi mereka yang putus asa. Kejadian 43:4 ini menjadi titik balik yang mengarah pada pertemuan kembali yang mengharukan antara Yusuf dan saudara-saudaranya, serta pengungkapan identitas Yusuf yang akhirnya membawa pemulihan dan keselamatan bagi seluruh keluarga Yakub. Kisah ini mengajarkan tentang pentingnya tanggung jawab, penebusan, dan kekuatan pengampunan dalam menghadapi kesulitan.