Kisah Yusuf, anak Yakub, adalah salah satu narasi yang paling mengharukan dan penuh pelajaran dalam Kitab Kejadian. Setelah melalui serangkaian peristiwa pahit yang membawanya dari sumur yang gelap hingga penjara, dan akhirnya menjadi orang kedua paling berkuasa di Mesir, Yusuf akhirnya berada dalam posisi untuk mengungkapkan identitasnya kepada saudara-saudaranya. Momen ini sangat dramatis, diwarnai penyesalan, pengampunan, dan pemulihan. Di tengah-tengah pengalaman luar biasa ini, firman Tuhan yang tercatat dalam Kejadian 45:10 menjadi penegasan penting.
Ayat ini diucapkan Yusuf kepada saudara-saudaranya, saat ia telah mengungkapkan dirinya dan mereka telah menyadari kesalahan masa lalu mereka. Keadaan saat itu adalah Mesir, negeri yang telah dikuasai Yusuf, sedang dilanda kelaparan yang sangat hebat, sesuai dengan nubuat yang telah ia tafsirkan dari mimpi Firaun. Namun, Yusuf tidak hanya mengungkapkan identitasnya, ia juga memberikan harapan dan jaminan keamanan bagi keluarganya. Kalimat, "Di sana di tanah Gosyen, engkau dan anak cucumu, serta domba, kambing, lembumu, dan segala yang ada padamu," menunjukkan adanya tempat khusus yang dipersiapkan. Tanah Gosyen, yang terletak di bagian timur laut Mesir, dikenal sebagai daerah yang subur dan ideal untuk beternak, sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan keluarga Yakub yang besar dan bergantung pada ternak.
Penekanan pada "engkau dan anak cucumu, serta domba, kambing, lembumu, dan segala yang ada padamu" adalah bentuk perhatian yang luar biasa dari Yusuf. Ini bukan hanya tentang menyediakan makanan, tetapi juga tentang menjaga seluruh keberadaan dan mata pencaharian mereka. Dalam konteks kelaparan yang melanda seluruh negeri, jaminan seperti ini adalah anugerah yang tak ternilai. Yusuf tidak hanya berjanji untuk menampung mereka, tetapi juga untuk menjaga agar mereka "jangan berkekurangan." Ini mencerminkan pemeliharaan ilahi yang bekerja melalui tangan Yusuf.
Bagian terakhir dari ayat tersebut, "sebab enam tahun lagi kelaparan akan ada," memberikan konteks waktu yang krusial. Kelaparan ini diperkirakan akan berlangsung total tujuh tahun, dan keluarga Yakub datang pada tahun kedua kelaparan. Dengan demikian, mereka masih memiliki lima tahun lagi untuk menghadapi kekurangan pangan yang parah. Pernyataan Yusuf ini memberikan kepastian dan memungkinkan mereka untuk mempersiapkan diri, serta memberikan pemahaman bahwa tinggal di Mesir, khususnya di Gosyen, adalah keputusan yang bijaksana demi kelangsungan hidup mereka.
Kejadian 45:10 bukanlah sekadar pernyataan geografis atau logistik. Ayat ini adalah wujud nyata dari kebaikan dan kemurahan hati yang melampaui kesalahan masa lalu. Ia menunjukkan bagaimana Tuhan dapat menggunakan situasi terburuk sekalipun untuk membawa kebaikan yang luar biasa. Yusuf, yang dulunya dibenci dan dijual oleh saudara-saudaranya, kini memelihara dan melindungi mereka. Ini adalah cerminan dari prinsip pengampunan dan pemulihan yang merupakan inti dari kasih ilahi. Bagi kita, ayat ini mengajarkan bahwa bahkan di tengah badai kehidupan, kita dapat menemukan tempat perlindungan dan pemeliharaan yang tak terduga, karena Tuhan selalu bekerja di balik layar untuk kebaikan umat-Nya. Perjalanan Yusuf dari perbudakan hingga kekuasaan adalah bukti bahwa Tuhan sanggup mengubah kesengsaraan menjadi kemuliaan, dan permusuhan menjadi persatuan.
Anda dapat membaca kisah lengkapnya dalam Kitab Kejadian pasal 45.